BANDUNG, iNews.id - Harga daging sapi naik Rp130.000 per kilogram (kg) yang memicu para pedagang mogok berjualan di sejumlah pasar tradisional di Jawa Barat dinilai tak bisa dihindari. Kondisi itu terjadi karena pasokan daging sapi dari luar Provinsi Jabar menurun.
Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat Jafar Ismail mengungkapkan alasan melonjaknya harga daging sapi tersebut. Kenaikan harga dikarenakan 90 persen kebutuhan daging sapi masih dipasok dari luar Jabar, baik dari provinsi lain maupun negara tetangga Australia.
Satgas Covid-19 Jawa Barat Dukung PPKM Diperpanjang Dua Pekan
"Jabar itu 90 persen kebutuhannya (daging) dipenuhi dari luar, bukan dari sapi lokal," kata Kepala DKPP Jabar melalui sambungan telepon, Kamis (21/1/2021)
Jafar mengemukakan, Australia menjadi salah satu pemasok besar sapi potong untuk memenuhi kebutuhan warga Jabar. Sejak 2020 lalu, harga satu kilogram bobot hidup dan bakalan sapi potong asal Australia sudah menyentuh angka USD 3,6. Bahkan, sejak Juli hingga saat ini mencapai USD 3,9.
Anak yang Gugat Ayah Rp3 Miliar di Bandung Berprofesi Guru
"Jadi, ada kenaikan sejak Juli (2020) hingga Januari (2021) itu sudah mencapai Rp13.000 per kilogram dari harga sebelumnya," ujarnya.
Tingginya harga sapi potong asal Australia, lanjut Jafar, terjadi akibat menyusutnya populasi sapi potong menyusul sejumlah kejadian bencana alam di Negeri Kanguru itu.
Tanah Longsor Tutup Jalur Tasikmalaya-Pangandaran, 70 KK Terisolasi
Editor: Agus Warsudi