Ini Alasan Babinsa di Purwakarta Cukur Rambut 35 Pelajar SMP secara Asal-asalan
Saat itulah terjadi pencukuran kepada anak-anak tersebut. Karena banyak dan cepat, pencukuran terkesan asal-asalan. Meski begitu anak-anak hanya diam karena menyadari kesalahan sesuai peraturan sekolah.
“Setelah pengguntingan (cukur) itu, ada perasaan takut (dalam diri Serka Dadan). Saya lapor ke danramil (komandan koramil) karena banyak orang tua komplain. Waktu itu sampai gak bisa tidur, istri juga sama gelisah,” ujar Serka Dadan.
Menurut Serka Dadan, saat itu orang tua komplain karena anak mereka tidak berkata jujur. Namun setelah diberi penjelasan bahwa anak mereka bermasalah hingga terindikasi mengonsumsi obat terlarang, para orang tua justru berterima kasih. “Orang tua sudah bertemu dan berpelukan, menangis setelah tahu perilaku anak-anaknya dan berterima kasih,” tutur Serka Dadan.
Saat ini, kata Serka Dadan, 35 anak tersebut berdasarkan kesepakatan pihak sekolah dan orang tua, akan mengikuti program pembinaan mental di salah satu pesantren. “Orang tua ingin mental anak mereka dididik dulu satu bulan, nanti balik lagi ke sekolah,” ucap Serka Dadan.
Sementara itu, Dedi Mulyadi menilai tindakan Serka Dadan adalah terukur. Yang terpenting orang tua harus bisa mengendalikan anak dan guru selalu peka terhadap lingkungan sekolah.
Editor: Agus Warsudi