get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertamina Bantah Kabar Beli BBM Subsidi Wajib Pakai MyPertamina per 1 Agustus 2022

Harga BBM Tinggi, Peneliti Indef Sebut Kanaikan Mestinya Tak Lebih 5 Persen 

Minggu, 24 Juli 2022 - 17:05:00 WIB
Harga BBM Tinggi, Peneliti Indef Sebut Kanaikan Mestinya Tak Lebih 5 Persen 
Kenaikan BBM disebut peneliti Indef tak lebih dari 5 persen. (Foto: Dok)

BANDUNG, iNews.id - Peneliti Indef menilai, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mestinya tidak lebih dari 5 persen, sebagai bentuk pertimbangan kemampuan bayar masyarakat. Kenaikan lebih dari 5 persen dinilai akan memberatkan masyarakat. 

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, harga BBM memiliki peran penting karena akan berpengaruh terhadap semua lini. Kenaikan BBM sebesar apapun akan memberi pengaruh terhadap inflasi dan daya beli masyarakat, akibat harga yang terus naik. 

"Solusinya, kalaupun ada kenaikan mestinya disesuaikan dengan daya beli masyarakat, misalnya kenaikan maksimal 5 persen, disesuaikan dengan GDP (gross domestik product)," kata Tauhid pada rilis survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) secara daring, Minggu (24/7/2022). 

Selain itu, pemerintah dan Pertamina mesti memaksimalkan sistem subsidi agar tepat sasaran. Sistem subsidi bisa diberikan berbasis orang, sehingga penerima subsidi jelas dan terukur. Jangan sampai subsidi pemerintah terhadap BBM jebol lebih dari Rp500 triliun. 

"Program alokasi subsidi melalui My Pertamina harus efektif, kalau tidak nanti subsidi Rp500 triliun bisa jebol," ujarnya.

 

Kendati begitu, dia pun menyoroti harga keekonomian BBM produksi Pertamina yang dinilai terlalu tinggi. Dia membanding dengan harga keekonomian BBM negara lain yang bisa ditekan sekecil mungkin. 

"Kenapa harga keekonomian BBM di Indonesia ini sangat tinggi. Padahal ada  beberapa negara bisa rendah. Jadi apakah program BBM kita belum efisien atau kurang tepat sasaran. ini menjadi problem kita," tutur dia. 

Terkait survei yang menyimpulkan susbidi BBM masih dibutuhkan masyarakat, dia menilai subsidi penting bagi warga miskin. Namun jangan sampai tidak tepat sasaran dan melemahkan masyarakat. 

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut