get app
inews
Aa Text
Read Next : Kebakaran di Bekasi, Lapak Pengepul Barang Bekas dan 3 Kontrakan Ludes Terbakar

Dipicu Gas Metana, 1,5 Hektare Lahan TPA Heuleut Majalengka Terbakar Hebat

Kamis, 26 Agustus 2021 - 11:23:00 WIB
Dipicu Gas Metana, 1,5 Hektare Lahan TPA Heuleut Majalengka Terbakar Hebat
Kepulan asap masih terlihat di sela-pepohonan sisa lahan di TPA Heuleut Majalengka yang sebelumnya terbakar. (Foto: MPI/Inin Nastain)

MAJALENGKA, iNews.id - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Heuleut di Kacamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka hangus terbakar, Rabu (25/8/2021 malam. Kebakaran diduga akibat gas metana yang memicu munculnya api hingga melalap hampir 1,5 hektare lahan TPA tersebut.

Kepulan asap dari area yang terbakar tidak hanya membubung ke atas, melainkan juga menutupi permukiman di sekitar TPA. Akibatnya, warga sekitar, termasuk petugas di TPA sempat mengalami gangguan pernapasan ringan.

Koordinator TPA Heuleut Cucung Wahyudin mengatakan, selama ini kebakaran sudah rutin terjadi setiap masuk musim kemarau. Namun, kebakaran tersebut dipastikan bukan dipicu dari adanya aktivitas warga yang membakar sampah.

Cucung memastikan, kebakaran berawal dari gas yang berasal dari tumpukan sampah itu sendiri. "Dipicu gas metana, yang berasal dari tumpukan sampah itu. Siang hari panasnya terik, terus angin juga kenceng, ya udah memantik api. Tadi malam jam 20.00 WIB mulai muncul," kata dia.

Gas metana yang berasal dari tumpukan sampah, menyebabkan terjadinya ledakan. Selama terjadi kebakaran, jelas dia, berkali-kali terdengar suara ledakan yang cukup besar.

"Sebelum terbakar, sempat terdengar ledakan juga. Sekarang juga masih belum benar-benar padam, masih ada kepulan asap," kata dia, Kamis (26/8/2021).

"Tadi malam mah lumayan, asapnya bikin mata perih. Tenggorokan juga jadi sakit. Ya karena Gas metana itu. Jangkauan asap sekitar 5 kilometer lah," ujar Cucung.


Musibah kebakaran di TPA tempatnya bertugas, kemungkinan masih akan terjadi pada tahun-tahun yang akan datang. Hal itu lantaran sistem di TPA yang memang cenderung masih tradisional.

"Di sini kan sistemnya open dumping. Jadi, sampah lama, tertimbun oleh yang baru datang. Kalau pengen lebih aman mah, ya sistem controlled landfill atau sanitary landfill. Jadi sampah yang datang itu, diolah. Tapi itu butuh biaya yang besar," tutur dia.

"Lokasi kebakaran tadi malam itu terjadi di tempat sampah yang baru datang. Itu (sampah baru datang) kan metana nya masih tinggi. Kalau sekarang mah ya, udah lumayan terkendali lah, tapi ya tetap cukup khawatir juga untuk pegawai di sini, karena ya kandungan gas itu," kata dia.

Sementara, lahan TPA sendiri memiliki luas sekitar 7,5 hektare. Sampai saat ini, baru sekitar 2,5 hektare yang sudah digunakan. "Yang terbakar mah sekitar 1,5 hektare. Kalau bicara cukup atau kurang luas lahan itu, ya masalah sampah kah nggak bakalan cukup berapa pun luasnya," kata dia.

Sementara, pantauan di lokasi, asap masih tampak mengepul dari salah satu titik TPA. Sejumlah pepohonan yang ada di sekitar TPA pun tampak mengering, sisa terbakar. "TPA ini dibangun pada 1984 lalu," tutur Cucung.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut