get app
inews
Aa Text
Read Next : Bantah Disebut Tampar Murid, Guru di Subang: Kami Hanya Mendidik Anak Ini Sering Melanggar

Dedi Mulyadi Temui Guru yang Viral Tampar Siswa di Subang, Beri Arahan Tegas soal Ini

Sabtu, 08 November 2025 - 10:50:00 WIB
Dedi Mulyadi Temui Guru yang Viral Tampar Siswa di Subang, Beri Arahan Tegas soal Ini
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemui Rana Saputra guru SMP Negeri 2 Jalancagak yang viral menampar siswa karena langgar aturan sekolah. (foto: Ist)

SUBANG, iNews.id – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun langsung ke SMP Negeri 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, untuk menemui guru yang viral usai menampar siswanya. Dalam kunjungan itu, Dedi memberikan arahan tegas agar pendisiplinan siswa dilakukan tanpa kekerasan fisik, melainkan dengan cara yang mendidik dan manusiawi.

Kunjungan Dedi dilakukan pada Jumat (7/11/2025) pagi. Mengenakan pakaian serba putih, dia tiba di sekolah sekitar pukul 07.30 WIB dan langsung menyapa para guru serta siswa.

Dedi juga meninjau ruang kelas tempat ZR (16), siswa yang menjadi korban penamparan, sebelum berdialog dengan guru Rana Saputra, pelaku dalam kasus ini.

Kasus tersebut mencuat setelah video penamparan viral di media sosial melalui akun Instagram @mangdans, milik Deni Rukmana (38) ayah ssiwa tersebut. Dalam unggahannya, Deni memprotes tindakan guru IPS tersebut yang disebut menampar delapan siswa usai upacara bendera pada Senin (3/11/2025), karena ketahuan melompati pagar sekolah untuk bolos.

Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa bentuk disiplin tidak boleh dilakukan dengan kekerasan.

“Sanksi terhadap siswa jangan dilakukan dengan kekerasan. Sekolah harus tegas, tapi tidak boleh memukul. Risikonya terlalu tinggi,” ujar Dedi dikutip dari iNews Bandung Raya, Jumat (7/11/2025).

Dia menambahkan, pendisiplinan harus tetap dilakukan agar siswa memiliki tanggung jawab dan karakter kuat, namun dengan cara yang mendidik.

“Sanksinya bisa sederhana. Bersihkan sampah, potong rumput, cat ruang kelas, atau bantu guru menulis. Kalau lemah di matematika, ya hukumannya belajar matematika setiap hari sampai bisa. Itu mendidik, bukan menyakiti,” ucapnya.

Menurut Dedi, banyak guru yang berakhir dipenjara akibat memukul siswa, sehingga perlu pendekatan edukatif dalam memberikan sanksi. Ia juga meminta sekolah dan orang tua bekerja sama dalam membina anak didik.

“Ketika di sekolah, anak menjadi tanggung jawab guru. Ketika di rumah, tanggung jawab orang tua. Jadi keduanya harus saling menghargai,” katanya.

Selain itu, Dedi juga menyoroti perlunya perhatian khusus bagi siswa yang berperilaku menyimpang, seperti merokok atau bolos. Dia menyarankan agar mereka diarahkan ke program pembinaan dan rehabilitasi, bukan dihukum fisik.

Sementara itu, Rana Saputra mengakui perbuatannya dan menyampaikan penyesalan mendalam. Dia berjanji akan memperbaiki metode dalam mendisiplinkan siswa sesuai arahan gubernur.

“Saya akui kemarin memukul siswa, tapi bukan untuk mencederai. Ke depan, sesuai arahan Kang Dedi, sanksi cukup berupa kerja sosial, bersihkan toilet, betulkan bangku, atau cat kelas. Yang penting anak tetap disiplin tanpa disakiti,” katanya.

Rana berharap masyarakat memahami posisi guru yang kerap menghadapi situasi sulit dalam mendidik anak-anak. Namun, ia mengakui kejadian ini menjadi pelajaran besar agar tidak mengulanginya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut