JAKARTA, iNews.id – Cerita sukses pedagang bakso Malang Cak Sudar dari berjualan keliling hingga bisa naik kelas memiliki kedai sendiri sungguh menginspirasi. Namun, kesuksesan tersebut tak lepas dari jalan berliku. Sudar yang merupakan nasabah KUR BRI itu dengan keuletannya mampu bertahan mengembangkan usaha bakso Malang hingga saat ini.
Ditemui di kedainya kawasan Jalan Masjid Al Ittihat, Kelurahan Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, Sudar mengungkapkan awal mula merintis usaha bakso.

KUR BRI dan Perjuangan Nur Kholis Selamatkan Tradisi
Sudar menuturkan, sebelum memiliki kedai dirinya berjualan bakso Malang secara keliling dari kampung ke kampung menggunakan pikulan. Hal itu dia lakoni sejak pertama kali merantau dari Kabupaten Malang ke Pondok Terong, Depok pada era 1990an.
Setelah beberapa tahun, dia kemudian berjualan bakso Malang menggunakan gerobak dorong hingga sepeda motor.

Kala KUR BRI Dorong UMKM Bangkit usai Terseok-seok Pandemi Covid-19
“Awalnya keliling pakai pikulan. Waktu itu, di sini (Pondok Terong) belum ada yang jualan bakso Malang,” katanya, Rabu (6/1/2024).
Setelah berkembang, Sudar kemudian beralih menggunakan gerobak hingga kemudian pakai motor keliling kampung. “Awal-awal jualan bakso Malang, modalnya paling 2-3 kg daging buat bakso,” ucapnya.
Wavah Covid-19 yang menghantam hampir seluruh dunia pada 2020 memukul semua sektor usaha. Tak terkecuali bakso Malang yang dirintis Sudar.
Bahkan, dari empat kedai bakso yang dimilikinya hanya dua yang mampu bertahan hingga sekarang. Sudar pun terpaksa mengurangi jumlah karyawannya.
“Pas zamannya ada Covid-19 itu memang sangat terasa sekali dampaknya. Empat warung bakso saya sekarang tinggal dua. Karyawan juga saya kurangi semua,” ucapnya.
Sudar hanya bersyukur usaha bakso Malang-nya masih bertahan hingga sekarang. “Ya, alhamdulillah masih bisa bertahan. Semoga bisa terus sampai ke depannya,” ucapnya didampingi anak keduanya, Adi Dwi Cahyono.
Jadi Nasabah BRI
Usaha bakso Malang yang dirintis Sudar terus mengalami perkembangan. Hal itu bertambah maju setelah menjadi nasabah BRI melalui program kredit usaha mikro (KUR).
“Awal pinjaman Rp3 juta untuk modal. Sekarang sudah dapat pinjaman Rp100 juta melalui KUR,” ujar pria asli Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang itu.
Sudar kemudian menyewa kios untuk bakso Malang yang bertahan hingga sekarang. Selain itu, dia membuat klaster bakso Malang dengan mempekerjakan sejumlah orang.
“Sekarang ini rata-rata menghabiskan 12-15 kg daging. Kalau dirata-rata sehari bisa 200-300 porsi. Kalau akhir pekan bisa lebih karena ramai yang beli,” ujarnya.
Editor: Kastolani Marzuki













