get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral, Beredar Pesan Suara Rintihan Pria Hilang di Cadas Pangeran Sumedang

Cerita Jalan Cadas Pangeran Sumedang, saat Dibangun Minta Banyak Nyawa Pribumi

Kamis, 18 November 2021 - 13:40:00 WIB
Cerita Jalan Cadas Pangeran Sumedang, saat Dibangun Minta Banyak Nyawa Pribumi
Patung Pangeran Kusumadinata IX atau Pangeran Kornel dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda HW Daendels di Ciherang, Jalan Nasional Cadas Pangeran. (Foto: ISTIMEWA/dbmtr.jabarprov.go.id)

BANDUNG, iNews.id - Hilangnya Yana Supriatna (40) secara misterius di Jalan Nasional Cadas Pangeran, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang menarik perhatian masyarakat. Konon Jalan Cadas Pangeran memang angker. Sebab saat dibangun, Jalan Cadas Pangeran meminta korban ratusan nyawa rakyat, termasuk Adipati Sumedang Raden Kusumadinata IX. 

Dikutip dari berbagai sumber, Jalan Raya Pos atau De Groute Postweg sepanjang 1.044 kilometer (km) dari ujung barat Anyer, Banten, hingga timur Panarukan, Banyuwangi, merupakan proyek ambisius Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels pada 1808-an. 

Proyek jalan ini mengorbankan ribuan nyawa kaum pribumi, terutama saat membelah kawasan Cadas Pangeran, Sumedang. Jalan Nasional Cadas Pangeran di Kecamatan Pamulihan, Sumedang Jawa Barat, merupakan bagian dari Jalan Raya Pos. Jalur ini merupakan akses menuju utara dari Bandung ke Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. 

Cadas Pangeran merupakan ruas yang paling sulit ditembus. Selain geografis yang terjal, belokan tajam, turunan curam, dan kawasan ini juga dominan batu cadas.

Di sisi kanan dari arah Bandung, jurang yang dalam. Tak heran di ruas sepanjang sekitar 3 kilometer di barat daya Kota Sumedang yang dibangun pada 1809 ini banyak memakan korban.

Sementara, saat pembangunan berlangsung, para pekerja kaum pribumi hanya menggunakan peralatan seadanya. Konsumsi makanan pun terbatas. Mereka harus bekerja siang malam di bawah pengawasan tentara penjajah Belanda yang membawa senjata api yang siap meletus jika pekerja paksa malas-malasan atau melawan. 

Belum lagi penyakit dan ancaman hewan buas penghuni hutan belantara Cadas Pangeran, wajar jika banyak nyawa melayang di kawasan Cadas Pangeran. Total korban tewas selama pembangunan Jalan Raya Pos sebanyak 5.000 orang.

Kekejaman Daendels dengan kerja paksanya membangun Jalan Raya Pos diadukan rakyat kepada penguasa Sumedang saat itu, Pangeran Kusumadinata IX.

Mendengar pengaduan dari rakyat, Pangeran Kusumadinata IX yang juga mendapat sebutan Pangeran Kornel ini datang saat Daendels meninjau pembangunan jalan di Ciherang, kawasan Cadas Pangeran.

Di sini, Pangeran Kusumadinata IX bertemu dengan Daendels. Saat Daendles mengulurkan tangan kanan, Pangeran Kusumadinata IX menyambutnya dengan uluran tangan kiri. Sedangkan tangan kanan memegang erat hulu keris Nagasasra yang telah diletakkan di bagian depan pinggang.

Budayawan Sumedang, Raden Moch Achmad Wiriaatmadja mengatakan, kekejaman Daendels dalam pembangunan Jalan Raya Pos terhadap terhadap rakyat Sumedang, membangkitkan amarah Bupati Sumedang Pangeran Kusumadinata IX yang memerintah sejak 1791 hingga 1828.

"Aksi heroik Pangeran Kornel ini dapat diartikan sebuah perlawanan simbolik masyarakat Sumedang terhadap perlakuan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels yang sangat tidak manusiawi," kata Raden Moch Achmad Wiriaatmadja dikutip dari artikel yang dimuat di dbmtr.jabarprov.go.id.

Selain memprotes secara simbolik, ujar Raden Moch Achmad Wiriaatmadja, Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumaatmadja IX juga menantang Gubernur Daendels bertarung satu lawan satu. Pangeran Kornel berkata, dirinya selaku Adipati Sumedang lebih baik berjuang daripada harus mengorbankan seluruh rakyat Sumedang. 

"Daendels terpaksa mengubah siasat. Di hadapan Pangeran Kornel, Daendels mengambil alih pekerjaan pembuatan jalan Cadas Pangeran oleh tentara Zeni Belanda. Sedangkan rakyat Sumedang untuk tenaga kerja cadangan," ujarnya.

Namun, janji Daendels hanya tipu muslihat. Beberapa hari kemudian, Daendels membawa ribuan pasukan Belanda untuk menumpas perlawanan Pangeran Kornel dan rakyat Sumedang.

"Terjadi pertempuran tidak seimbang. Belanda dengan persenjataan lengkap dan maju menang. Pemberontakan Pangeran Kornel dipatahkan. Ratusan rakyat Sumedang tewas dibantai pasukan Belanda, termasuk Pangeran Kornel," tutur Raden Moch Achmad Wiriaatmadja.

Untuk mengenang keberanian Pangeran Kornel menentang kebijakan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, jalan yang melintasi kawasan itu diberi nama Jalan Cadas Pangeran.

Kemudian, dibuatkan juga patung Pangeran Kornel di persimpangan Jalan Cadas Pangeran untuk menggambarkan insiden kala Pangeran Kornel bersalaman memakai tangan kiri dengan Daendels.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut