Cerita Batu Raksasa Luh di Cibinong Cianjur, Tak Lepas dari Sosok Aki Jangkung

"Waktu dulu batu itu memang sering digunakan untuk berteduh atau beristirahat oleh warga yang hendak menjual dan pulang berdagang hasil bumi. Bahkan kampung ini pun dinamai Kampung Cibatu Luh, karena sering dipakai warga untuk berteduh," katanya.
Hingga kini, batu tersebut masih kokoh di tempatnya. Bahkan, saat terjadi gempa bumi yang berpusat di Tasikmalaya pada tahun 2009 lalu bermagnitudo 7,4, batu tersebut tidak menggeser sedikit pun. Padahal, dengan kekuatan tinggi serta di sejumlah titik mengalami longsor yang menimbulkan puluhan orang tertimbun.
"Tapi tidak untuk Batu Luh itu, dan menggeser pun tidak terjadi. Padahal posisi batu tersebut berada di kemiringan sekitar 40 derajat," katanya.
Warga sekitar meyakini, batu yang memiliki tinggi dengan berdiameter 15 meter tersebut sebagai jelmaan ular buntung, dan merupakan peliharaan sesosok orang yang memiliki tubuh tinggi besar yang lebihi tinggi batu raksasa tersebut.
"Mitosnya di batu raksasa ada ular buntung, tokek buntung, dan binatang yang buntung lainya, sesosok tinggi besar tersebut sering dikenal sebagai Aki Jangkung," kisah Asep.
Editor: Asep Supiandi