get app
inews
Aa Text
Read Next : 7 Kampung Unik di Indonesia, Nomor 4 Dijuluki Surga di Atas Awan

Cerita Batu Raksasa Luh di Cibinong Cianjur, Tak Lepas dari Sosok Aki Jangkung

Selasa, 01 November 2022 - 12:52:00 WIB
Cerita Batu Raksasa Luh di Cibinong Cianjur, Tak Lepas dari Sosok Aki Jangkung
Sebuah batu berukuran besar di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur viral di media sosial. (Foto: iNews.id/Ricky Susan)

CIANJUR, iNews.id - Pada umumnya batu memiliki ukuran yang kecil, namun berbeda dengan batu yang berada di Kampung Cibatu Luh, Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur. Batu yang dinamai Batu Luh tersebut memiliki ukuran super besar atau raksasa.

Saat ini, batu raksasa yang berada di sebelah rumah warga itu saat menjadi perbincangan. Bahkan keberadaan batu tersebut kini viral di media sosial dengan memperlihatkan sebuah rumah yang berada di samping batu ukuran raksasa. Akibatnya, video yang diunggah salah seorang warganet sontak mencuri perhatian.

Pada awal video, tampak sebuah batu berukuran raksasa terletak di sebelah rumah warga. Ukuran batu yang besar membuat seolah menghimpit rumah yang berada di sampingnya. Kondisi tersebut pun membuat warga was-was akan penampakan tersebut.

Tepat di antara batu raksasa dan rumah tersebut, terdapat sebuah tembok beton yang terbuat dari semen dan batuan kecil. Tak hanya itu, pemilik rumah juga membangun usaha warung dan bengkel dengan berbagai peralatan yang di simpan di bawah batu raksasa itu.

Salah seorang warga di Kampung Luh, Asep BM menjelaskan, batu yang memiliki ukuran raksasa tersebut lebih dikenal sebagai Batu Luh. Bahkan, nama tersebut kata dia, sudah ada sejak dahulu. 

"Semenjak kecil batu itu sudah ada. Menurut cerita orang tua saya yang lahir tahun 1940-an batu raksasa itu memang sudah ada dari dulu. Dan waktu dulu belum ada rumah di sampingnya," ucapnya. 


Sejak dulu, batu raksasa yang lebih dikenal masyarakat sebagai Batu Luh tersebut sering digunakan untuk beristirahat warga pribumi. 

"Waktu dulu batu itu memang sering digunakan untuk berteduh atau beristirahat oleh warga yang hendak menjual dan pulang berdagang hasil bumi. Bahkan kampung ini pun dinamai Kampung Cibatu Luh, karena sering dipakai warga untuk berteduh," katanya. 

Hingga kini, batu tersebut masih kokoh di tempatnya. Bahkan, saat terjadi gempa bumi yang berpusat di Tasikmalaya pada tahun 2009 lalu bermagnitudo 7,4, batu tersebut tidak menggeser sedikit pun. Padahal, dengan kekuatan tinggi serta di sejumlah titik mengalami longsor yang menimbulkan puluhan orang tertimbun.

"Tapi tidak untuk Batu Luh itu, dan menggeser pun tidak terjadi. Padahal posisi batu tersebut berada di kemiringan sekitar 40 derajat," katanya.

Warga sekitar meyakini, batu yang memiliki tinggi dengan berdiameter 15 meter tersebut sebagai jelmaan ular buntung, dan merupakan peliharaan sesosok orang yang memiliki tubuh tinggi besar yang lebihi tinggi batu raksasa tersebut.

"Mitosnya di batu raksasa ada ular buntung, tokek buntung, dan binatang yang buntung lainya, sesosok tinggi besar tersebut sering dikenal sebagai Aki Jangkung," kisah Asep. 


Kata Asep, sosok Aki Jangkung merupakan sesosok teman tokoh kampung tersebut yang lebih dikenal sebagai Mbah Singa Heurin. Dia mengisahkan, dahulu sosok Mbah Singa Heurin dikenal sebagai tokoh masyarakat. Bahkan menurut berbagai cerita orang tua, Mbah Singa Heurin memiliki tempat pembibitan di atas batu raksasa tersebut. 

"Beberapa orang tua di Kampung Cibatu mengatakan memang ada kolam tempat pembudidayaan ikan di atas batu besar itu, yang merupakan milik Mbah Singa Heurin waktu itu," tuturnya. 

Bahkan, dengan adanya berbagai mitos tersebut pada puluhan tahun lalu, banyak masyarakat sekitar menyimpan sesajen di bawah Batu Luh. Bahkan, sempat pula orang orang mempercayai Batu Luh dijadikan tempat pemujaan. 

"Dulu Batu itu sempat dijadikan sebagai orang untuk dijadikan pemujaan, jadi orang-orang yang menyakini, batu besar itu bisa membuat kaya mendadak," kisahnya. 

Namun, dengan pergeseran zaman, kini tradisi menyimpan sesajen di bawah batu raksasa tersebut sudah tidak pernah dilakukan masyarakat. Tetapi, masyarakat sekitar menyakini bahwa Batu Luh tersebut masih memiliki kisah mistis yang diyakini sebagai orang. 


Sempat terjadi beberapa waktu lalu, kata Asep, ada warga yang melakukan kebisingan, atau tidak bisa menjaga etika, dan berbicara sembarang orang, tiba-tiba sakit keras. "Intinya harus menjaga sopan santun," katanya.

Di balik kisah mistis batu raksasa itu, kini banyak warga dari beberapa daerah seperti Bandung, Cianjur dan Bogor sengaja untuk berswaka foto di bawahnya. 

Meski viral di media sosial, namun tidak terlalu ramai didatangi orang orang. Namun, ramai ketika ada moment tertentu. Seperti ketika hari raya. Karena di kampung ini banyak yang kerja di luar kota, dan saat pulang warga ini mengajak rekannya kesini, lalu mereka foto di bawah batu raksasa itu," ujarnya. 

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut