get app
inews
Aa Text
Read Next : Jabar Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 2,39 Persen 

BPS: Ekonomi Jabar 2020 Minus 2,39 Persen, tapi Ada yang Memberi Angin Segar

Jumat, 05 Februari 2021 - 16:32:00 WIB
BPS: Ekonomi Jabar 2020 Minus 2,39 Persen, tapi Ada yang Memberi Angin Segar
Ilustrasi resesi ekonomi. (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Ekonomi Jawa Barat sejak awal 2020 tercatat merosot drastis. Kendati terus mengalami perbaikan, namun hingga akhir 2020, ekonomi provinsi dengan penduduk terbanyak ini masih tumbuh negatif, minus 2,39%. 

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat, beberapa kejadian ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan minus. Di sisi lain, ada kegiatan ekonomi yang justru menopang laju ekonomi, kendati dihimpit pandemi. 

Kepala BPS Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, beberapa catatan yang memberi angin segar bagi ekonomi Jawa Barat dimulai dengan nilai tukar petani (NTP) yang terus membaik, naik 0,76 persen, konsumsi gas juga naik di tempat-tempat wisata. Hal ini karena ditopang saat libur panjang. Kondisi itu juga membuat tingkat hunian hotel juga terus membaik. 

"Adanya pembangunan di Pangandaran, Tol Cisumdawu, proyek KA cepat dan PLTS yang terus jalan juga berkontribusi terhadap ekonomi. Juga sektor otomotif yang memberi diskon akhir tahun, DP ringan, dan hadiah kepada konsumen," ujar dia, Jumat (5/2/2021).

Pilkada serentak yang digelar di delapan kota/kabupaten di Jawa Barat juga turut mendorong naiknya PDRB. Sementara di sektor investasi, realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan 4 mencapai Rp34,1 triliun naik dibanding triwulan 3. Realisasi ekspor juga mencapai USD7,481 juta atau naik 15,36 persen. Impor juga naik jadi USD2,518 juta.

Sementara, beberapa kegiatan ekonomi justru membuat laju PDRB di Jabar tumbuh minus. Angka inflasi pada 2020 terdaftar terendah selama 10 tahun terakhir, yaitu 2,18 persen. 

BPS juga mencatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Jabar pada 2020 turun 77,64 persen dibanding 2019. Cadangan emas juga tercatat menurun 10% serta proyek fisik pemerintah dihentikan atau batalkan. PSBB juga membuat pembatalan cuti sehingga wisata turun dan transportasi rendah. 

"Realisasi belanja pemerintah juga turun, terutama pada belanja pegawai barang dan jasa. Tapi belanja bansos naik. Kami juga mencatat 20.000 karyawan di PHK terutama di sektor manufaktur," ucap dia. 

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut