Berkunjung ke Negeri Dalam Pelukan Awan di Majalengka
"Pemerintah sempat akan merelokasi kami ke Cipicung, tapi kami keberatan. Alasannya, akses yang terpencil, budaya kami dengan warga di sana pun tentu berbeda. Kami dari awal menginginkan ke Jotang," tutur Ending.
Setelah melalui proses tidak mudah, akhirnya Eding dan ribuan warga lain bisa pindah sesuai yang diharapkan, Dusun Jotang. "Ini awalnya perkebunan yang dipenuhi pohon-pohon keras. Jadi, kami benar-benar buka dusun baru dari nol," ucapnya.
"Di sini, kami beli tanah sendiri. Namun, untuk kebutuhan membuat rumah ada bantuan dari pemerintah provinsi (Pemprov Jabar). Besaran bantuannya sesuai kebutuhan membuat rumah ukuran 5x6 meter. Semua rumah di sini, awalnya memiliki luas sama, 5x6 meter itu," kata Eding.
Setelah berjalan 8 tahun, sejumlah fasilitas umum (fasum) kini sudah tersedia. Satu masjid Jami (untuk Jumatan) dan masjid-masjid lainnya, kini telah berdiri di Dusun Jotang.
"Saat awal, luas tanah yang dibeli itu dibatasi yakni 10 bata. Dari 10 bata itu, 1,5 bata diserahkan untuk fasum, misalnya jalan. Sekarang kami juga sudah punya masjid. Jadi fasum di sini, hasil gotong royong warga. Alhamdulillah, kami di sini kompak," ujarnya.
Editor: Agus Warsudi