get app
inews
Aa Text
Read Next : Warga Majalengka Antusias dan Sambut Positif Vaksinasi Massal di GGM

Belum Sembuh dari Covid, 26 Santri Ponpes Al-Qur'aniyyah Majalengka Masih Diisolasi

Sabtu, 26 Juni 2021 - 17:18:00 WIB
Belum Sembuh dari Covid, 26 Santri Ponpes Al-Qur'aniyyah Majalengka Masih Diisolasi
Tenaga kesehatan melakukan tracing di Pesantren Al-Qur'arniyyah Majalengka. (Foto: iNews/Zeni Johadi)

MAJALENGKA, iNews.id - Sebanyak 26 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Qur’aniyyah, Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, masih menjalani isolasi di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Penyebabnya, mereka belum sembuh dari Covid-19 meski telah lebih dari dua pekan menjalani isolasi dan perawatan.

Jumlah santri yang diisolasi di SKB Majalengka telah berkurang 32 orang. Sebelumnya, sebanyak 58 santri menjalani isolasi di tempat ini. Namun 32 orang dinyatakan telah sembuh dari diperbolehkan kembali ke pesantren. 

Sedangkan 26 masih diisolasi karena belum sembuh sehingga tenaga medis yang memeriksa belum mengizinkan mereka untuk meninggalkan tempat isolasi itu.

“Dari 58, sekarang tinggal tersisa 26 orang. Ya ini kan yang lebih paham (kondisi kesehatan) kan nakes. Nah nakesnya belum kasih rekomendasi untuk dipulangkan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka Iskandar Hadi, Sabtu (26/6/2021).

Iskandar mengemukakan, untuk mengantisipasi terjadi lonjakan kasus, Bupati Majalengka Karna Sobahi telah menginstruksikan setiap desa dan kelurahan memiliki tempat isolasi. Namun karena jumlah santri Ponpes Al-Qur’aniyyah yang terpapar Covid-19 banyak, maka mereka diisolasi di SKB.

“Iya sebetulnya di masing-masing kecamatan dan desa sudah banyak yang menyiapkan ruang isolasi yang di kelola oleh satgas wilayah. Setidaknya 75 persen (kecamatan dan desa di Majalengka) kayaknya udah punya (tempat isolasi),” ujarnya.

Diberitakan sebelummya, jangan sangka orang yang menjalani isolasi di Sanggar Kelompok Belajar (SKB) Majalengka, hidup menderita. Justru, di SKB Majalengka mereka merasakan "perbaikan gizi".

"Makan tiga kali, terus tambahan gizi 2 kali. Ada buah-buahan, puding dan lain-lain. Itu sudah siap saji, tanpa harus dimasak dulu," kata Manajer Pusdalops BPBD Majalengka Indrayanto, Kamis (17/6/2021).

Tak hanya itu, ujar Indrayanto, kesehatan para pengidap Covid-19 itu dipantau setiap saat.
Untuk meningkatkan kebugaran dan daya tahan tubuh, mereka rutin olahraga setiap pagi dan berjemur di bawah sinar Matahari. "Pagi-pagi olahraga. Yang pasti, upaya untuk menjaga imun akan jadi perhatian. Seperti konsumsi vitamin, istirahat, dan olahraga," ujar Indrayanto.

Selama menjalani isolasi, tutur Manajer Pusdalop BPBD Majalengka, mereka mendapat penjagaan petugas, baik di lokasi isolasi maupun di luar. "(tenaga) medis yang piket itu satu dokter, dua perawat. Tiap hari ada visit (kunjungan tenaga medis) pukul 09.00-10.00 WIB. Malam ada yang piket dari BPBD, Pol PP, dan Satgas," tutur Manajer Pusdalops.

Menurut Indrayanto, keterisian ruang isolasi di SKB Majalengka telah melebihi kapasitas. Jumlah warga yang diisolasi jauh lebih banyak dari jumlah ideal daya tampung SKB. "Ada 58 orang (yang menjalani isolasi di SKB). Idealnya mah 22, sesuai jumlah kamar. Karena lonjakannya (kasus Covid-19) tinggi, satu kamar ada yang diisi 2 sampai 3 orang," tutur Indrayanto.

Pengasuh pesantren, Yuyut Astiyudin, mengatakan, kasus positif di pesantrennya itu diketahui berawal saat ada seorang santri yang menderita sakit. Atas inisiatif pengurus, santri yang bersangkutan menjalani rapid test antigen yang kemudian hasilnya reaktif.

"Dari situ saya tidak mau kecolongan lebih banyak lagi. Makanya saya laporan ke dinas terkait tentang hal ini. Setelah dilakukan test antigen secara keseluruhan, ternyata ada 35 orang yang terkonfirmasi positif. Akhirnya diisolasi ke SKB," kata Yuyut, Rabu (16/6/2021).

Jumlah santri yang terkonfirmasi positif mengalami penambahan pada Rabu ini. Selain santri, kata dia, ada satu pengajar yang juga terkonfirmasi positif Covid 19. "Saat ini sekitar 50 orang. Ini wabah, bukan aib. Justru kalau ditutupi akan bisa bahaya untuk yang lainnya," ujar dia.

Setelah muncul kasus tersebut, rutinitas santri di pesantren dihentikan untuk sementara. Kendati demikian, para santri yang negatif masih berada di lingkungan pesantren, dengan pengawasan yang ketat. "Kegiatan santri sekarang di-off dulu, yang negatif dikarantina, tetap di pesantren tidak boleh pulang," kata Yuyut.

Terkait penerapan Protokol Kesehatan (Prokes), Yuyut memastikan pesantren telah menerapkan secara ketat. Hal itu sudah dilakukan sejak pandemi pertama kali terjadi.

"Sebetulnya di sini yang paling ketat dalam penerapan Prokes . Makanya di mana-mana ada peringatan pakai masker. Selama setahun kemarin ada Covid, di sini tidak bisa menerima tamu secara leluasa, sembarangan," tutur Yuyut. 

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut