7 Anak di Pangatikan Garut Meninggal akibat Wabah Difteri
GARUT, iNews.id - Wabah difteri melanda Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut. Akibat wabah itu, tujuh anak meninggal dunia dan tiga dirawat di RSUD dr Slamet Garut.
Mereka terindikasi mengidap difteri penyakit menular akibat infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang ditandai dengan gejala batuk akut, demam, lemas, dan pembengkakan kelenjar getah bening selaput lendir.
Wabah difteri yang melanda dua pekan lalu itu sempat membuat resah warga. Pemkab Garut telah menetapkan status kejadian luar biasa (klb) difteri di Kecamatan Pangatikan.
Muhammad Riski (8), meninggal dunia akibat wabah difteri beberapa hari lalu. Saep, ayah almarhum Muhammad Riski, mengatakan, sebelum meninggal anaknya mengalami sakit di tenggorokan yang diiringi oleh demam. "Dua hari di rawat rumah sakit lalu meninggal dunia," kata Saep.
Diberitakan sebelumnya, tiga anak asal Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut dilarikan ke RSUD dr Slamet Garut.
Setelah menjalani perawatan medis selama beberapa hari di RSUD dr Slamet Garut, kondisi tiga anak berusia 4, 5, dan 9 tahun itu membaik.
Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Garut Muhammad Willy Indra Wilis mengatakan, walaupun kondisi tiga pasien difteri itu membaik, namun mereka harus menjalani perawatan selama satu minggu ke depan.
"Alhamdulillah sudah membaik, akan dirawat dulu selama satu minggu ke depan. Kami lihat dulu bagaimana kondisinya nanti," kata Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Garut, Selasa (21/2/2023).
Muhammad Willy Indra Wilis menyatakan, saat dibawa ke rumah sakit, tiga pasien anak ini mengalami gejala difteri seperti bengkak tenggorokan dan sakit saat menelan.
"Rekan dari Dinas Kesehatan Garut sudah ke lapangan untuk melakukan isolasi agar penyakit ini (difteri) tidak menyebar," ujar Muhammad Willy Indra Wilis.
Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Garut mengimbau agar masyarakat melakukan vaksinasi untuk mencegah penularan dan terjangkit penyakit difteri.
Sementara itu, Ketua BPD Desa Sukahurip Yusup Hamdani mengatakan, sebagian besar pasien yang mengidap difter adalah anak-anak. Mereka meninggalnya dalam waktu yang berdekatan.
Meski meninggal di waktu berdekatan, menurutnya domisili anak yang terserang difteri berbeda-beda. Anak-anak yang terjangkit masih berada di satu desa namun berbeda RW.
Editor: Agus Warsudi