5 Fakta Banjir Sukabumi Tewaskan Ibu dan Anak, Nomor 3 Memilukan
Dalam video viral yang beredara terlihat warga dengan penuh emosi memarahi Aang, suami dari ibu dan anak korban tewas akibat banjir di Sukabumi. Beberapa warga bergantian melampiaskan emosi mereka dengan meneriakkan cacian karena menuding sang suami lebih mementingkan urusan pribadi atau tetap berdagang dibanding mencari keluarganya yang hilang.
Bahkan warga lebih dibuat geram lantaran sang suami diduga telah berbohong tentang keberadaan istri dan anaknya usai banjir bandang menerjang Palabuhanratu. Padahal sebelumnya, Aang sempat mengklaim istri dan anaknya selamat dan telah mengungsi ke wilayah Cikakak. Pernyataan sang suami ini terekam dalam sebuah video yang telah beredar luas.
Ketua RW 22 Kampung Gumelar Reza membenarkan adanya dugaan kebohongan Aang yang telah memicu kemarahan warga.
"Semalam saya cek langsung ke pasar, saya tanya ke dia soal anak dan istrinya. Dia bilang istrinya sudah pulang ke Cikakak. Jawabannya selalu sama setiap kali ditanya," ujar Reza, Jumat (7/3/2025)..
Namun begitu kedua jenazah korban ditemukan, warga menyadari sang suami sudah berbohong. Mereka emosi lantaran melihat Aang tetap menjalankan aktivitasnya di toko kelontongan tanpa menunjukkan kepedulian. Sementara orang lain sibuk mencari korban yang merupakan istri dan anaknya.
Saat ini, jenazah Santi dan Nurul telah dievakuasi ke RSUD Palabuhanratu untuk proses lebih lanjut. Kedua korban meninggal akibat hanyut terseret derasnya arus Sungai Cipalabuhan yang meluap masuk ke permukiman warga.
BPBD Kota Sukabumi mencatat banjir melanda di tujuh lokasi, yakni Kecamatan Baros, Jalan Palabuan II, Kecamatan Warudoyong, Kelurahan Sudajayahilir, Kecamatan Citamiang, Kecamatan Lembursitu dan Kelurahan Cipanengah.
Korban banjir dan longsor ini berasal dari Kecamatan Simpenan, Lengkong dan Palabuhanratu. Perinciannya, satu warga tewas di Kecamatan Simpenan. Kemudian tiga korban hilang di Kecamatan Lengkong dan dua orang di Palabuhanratu (ditemukan tewas). Sejauh ini jumlah warga terdampak bencana banjir dan longsor di Sukabumi masih dalam pendataan dan terus berkembang.
Editor: Donald Karouw