3 Warga Garut Kembali Terjangkit Difteri, Dirawat Intensif di RSUD dr Slamet

GARUT, iNews.id - Tiga warga Kecamatan Pangatikan dan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut terjangkit difteri dan kini dirawat intensif di RSUD dr Slamet Garut, Kamis (23/2/2023). Total pasien difteri yang dirawat di rumah sakit sebanyak 6 orang.
Ketiga pasien yang diduga terpapar bakteri Corynebacterium Diphtheriae tersebut satu dewasa dan dua anak-anak. Mereka dirawat di ruangan Isolasi Cempaka Atas.
Para pasien mengalami gejala demam, sakit tenggorokan, suara serak, susah bernapas, dan muncul selaput abu-abu di tenggorokan dan amandel.
Wakil direktur pelayanan medis RSUD dr Slamet Garut Willy Indrawilis mengatakan, satu pekan ini, RSUD dr Slamet telah merawat enam pasien difteri.
"Dari hasil pemeriksaan, satu diantaranya positif difteri dan dua lainnya suspek difteri. Sementara, tiga pasien lainnya yang baru ditangani kini tengah menunggu hasil labolatorium," kata Wakil Direktur RSUD dr Slamet.
Willy Indrawilis menyatakan, untuk mengantisipasi pasien susulan yang terjangkit bakteri difteri, RSUD dr Slamet telah menyiapkan ruangan isolasi dengan penambahan ruangan dan 14 tempat tidur.
Diberitakan sebelumnya, tujuh anak di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Garut meninggal dunia akibat difteri. Pemkab Garut pun menetapkan kejadian luar biasa (KLB) difteri di desa tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Survailans Dinkes Jabar, KLB difteri terjadi di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, diduga akibat cakupan imunisasi difteri sangat rendah. Masyarakat menolak anak mereka diimunisasi difteri karena alasan agama.
Padahal anak-anak sangat rentan tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae tersebut. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan.
Difteri menyebabkan seseorang menjadi susah bernapas, gagal jantung, mengalami kelumpuhan, hingga kematian. Gangguan jaringan saraf dan serangan jantung akibat infeksi bakteri difteri sangat berbahaya.
Editor: Agus Warsudi