1.708 Mangkuk Docang Kuliner Khas Cirebon Pecahkan Rekor MURI

CIREBON, iNews.id - Bank Indonesia Cirebon memecahkan rekor dunia dalam penyajian docang kuliner tradisional khas Cirebon terbanyak. Tercatat sebanyak 1.708 mangkuk docang berhasil disajikan dan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Pemecahan rekor MURI penyajian docang terbanyak dilaksanakan Bank Indonesia Cirebon seusai menutup Pekan QRIS Nasional (PQN) 2023 di Grage City Mall, Kota Cirebon.

Baca Juga

Tim Pemenangan Ganjar Pranowo Dikukuhkan di 45 Kecamatan se-Kabupaten/Kota Cirebon

Dalam pemecahan rekor tersebut, sebanyak 1.708 porsi di atas 45 meja disajikan oleh para pemuda yang tergabung dalam Generasi Baru Indonesia atau Genbi binaan Bank Indonesia. Kuliner khas Cirebon itu disuguhkan untuk para pengunjung Pekan QRIS Nasional di Grage City Mall Kota Cirebon.

Kepala Perwakilan BI Cirebon Hestu Wibowo mengatakan, pemecahan rekor MURI kategori penyajian docang, kuliner tradisional khas Cirebon, terbanyak ini bertujuan untuk mengangkat potensi kekayaan lokal dalam aspek kuliner. 

Baca Juga

Meriah, Buruh dari 10 Perusahaan Lomba 17-an dan Sosialisasikan Ganjar Pranowo di Cirebon

"Docang yang disajikan sebanyak 1.708 mangkok disajikan di 45 meja ini memiliki makna tersendiri. Bertepatan dengan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI," kata Kepala Perwakilan BI Cirebon.

Baca Juga

Terbukti Korupsi dan TPPU, Sunjaya Eks Bupati Cirebon Divonis 7 Tahun Penjara dan Dimiskinkan

Sementara itu, Customer Relation Manager MURI Luthfi Syahpradana mengatakan, MURI  sebelumnya tidak pernah mencatat pemecahan rekor dengan objek docang.

"Dari hasil penilaian, 1.708 porsi docang disajikan dan MURI memberikan piagam penghargaan kepada Bank Indonesia Cirebon," kata Customer Relation Manager MURI.

Baca Juga

Tersiar Kabar Polisi di Cirebon Diduga Terlibat Terorisme, Ini Kata Polda Jabar

Untuk diketahui, docang merupakan salah satu kuliner khas Cirebon yang telah ada sejak zaman para wali. Pemecahan rekor ini diharapkan kuliner khas Cirebon khususnya docang semakin dikenal oleh masyarakat.

Editor: Agus Warsudi