Abdul mengemukakan, berdasarkan analisis dinamika atmosfer proses pertumbuhan awan hujan saat tanggal kejadian tersebut, dipicu oleh kondisi atmosfer yang labil.
Didukung oleh kondisi anomali suhu permukaan laut yang masih hangat dan terdapat daerah perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat. Sehingga, kondisi ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa Barat.
Terkait kejadian tersebut, ujar Abdul, BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu 3 jam-an untuk wilayah Jawa Barat (khususnya Jabodetabek) sebelum terjadi cuaca ekstrem di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada 18 Januari 2021 dari pukul 17.20 wib hingga 20.20 wib dan pukul 22.20 hingga 23.45 wib.
"Prospek cuaca tiga hari ke depan, potensi hujan sedang hingga lebat masih terdeteksi di wilayah Perkebunan Teh Gunung Mas Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat," ujar Abdul.
Masyarakat, tuturnya, diimbau tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana hidrometeorologi. Seperti, angin puting beliung, hujan lebat disertai petir, hujan es, dan lain-lain.
"Dampak yang dapat ditimbulkan oleh cuaca ekstrem ini, seperti banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," tuturnya.
Editor : Agus Warsudi
bmkg jawa barat banjir bandang cuaca ekstrem banjir jawa barat bmkg jabar banjir bandang bogor rekomendasi cuaca ekstrem dampak cuaca ekstrem
Artikel Terkait