INDRAMAYU, iNews.id - Ratusan pengungsi terdampak kebakaran dan ledakan Kilang Balongan mulai mengeluhkan sesak napas dan batuk. Apalagi, tempat pengungsian yang dikonsentrasikan di Perumahan Bumi Patra Pertamina, sudah tidak lagi nyaman bagi warga.
Mereka harus berbagi tempat dengan ratusan pengungsi lainnya, sedangkan protokol kesehatan (prokes) pun sulit untuk diterapkan. Karena tempat dan jumlah pengungsi sudah tidak lagi seimbang.
Warga yang mengungsi sejak awal pun mulai dihantui rasa khawatir terjadi penularan Covid-19 di tempat pengungsian. Karena di antara pengungsi sulit menerapkan prokes. Begitu pula ketika tidur harus berbagi tempat dengan warga lain.
"Kami mulai merasakan sesak napas dan batuk-batuk. Tidur juga tak nyaman karena penuhnya gelanggang olahraga dari pengungsi," kata salah seorang pengungsi, Satini, Kamis (1/4/2021).
Di bagian lain, tim kesehatan disiagakan di lokasi pengungsian. Mereka memeriksa kondisi pengungsi yang rata-rata merupakan kaum ibu dan anak. Petugas juga membeberkan adanya sesak napas dan batuk-batuk akibat dampak kebakaran tangki.
"Pengobatan terus dilakukan terhadap warga yang mengeluhkan gangguan kesehata. Begitu pula dengan trauma healing," ujar tenaga medis Rumah Sakit Pertamina Balongan, dokter Hidayati
Sementara itu, kondisi empat tangki yang terbakar sudah mulai padam. Meskipun demikian, warga masih enggan pulang ke rumah mereka akibat trauma.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait