PURWAKARTA, iNews.id – Wakil Ketua DPRD Purwakarta, Neng Supartini meminta Bupati Purwakarta berhati-hati membuat keputusan pembatalan pembelajaran tatap muka. Keputusan pembatalan atau penundaan belajar tatap muka harus benar-benar dikaji secara matang sehingga tidak terkesan tergesa-gesa.
“Setiap keputusan apalagi untuk persoalan yang sensitif haruslah hati-hati. Jangan sampai keputusan pembatalan belajar tatap muka ini menjadi blunder kepada pemerintah daerah,” kata Neng, Selasa (5/1/2021).
Keputusan pembatal belajar tatap muka ini, terang dia, akan berdampak besar kepada siswa dan orang tua. Selama ini mereka mengalami kecemasan luar biasa ketika anaknya tidak mendapat pendidikan seperti pada saat situasi normal.
“Ketika beredar informasi bahwa rencana belajar tatap muka akan dibuka pada 11 Januari 2021, sudah menjawab kecemasan para orang tua siswa. Tapi tiba-tiba dibatalkan atau ditunda, maka kecemasan orang tua itu kembali terjadi,” kata Neng, Selasa (5/1/2021).
Akan tetapi, ujar dia, kecemasan sama juga terjadi di pemerintah daerah dengan rencana dibukanya belajar tatap muka. Hal ini berkaitan dengan kekhawatiran jika sekolah menjadi klaster penularan Covid-19. “Saya bisa memahami akan kecemasan pemerintah seperti itu,”ujarnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait