INDRAMAYU, iNews.id - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan, dampak kekeringan akibat musim kemarau yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat merupakan hal biasa. Menurutnya, ini merupakan sebuah siklus tahunan.
"Untuk menghadapi kekeringan pemerintah provinsi sudah biasa, karena ini merupakan siklus. Cuma informasi yang kami terima kemarin, bahwa hujan tidak akan turun sampai bulan Desember," ujar Uu, kepada iNews.id seusai menghadiri kegiatan di Kampus Universitas Wiralodra Indramayu, Selasa (29/8/2023).
Maka dari itu, Uu meminta kepada para kepala daerah di Provinsi Jawa Barat supaya menganggarkan Anggaran Belanja Tahunan (ABT) ataupun Biaya Tidak Terduga (BTT) lebih banyak lagi untuk menghadapi kekeringan, baik dalam anggaran perubahan 2023 ataupun anggaran penyusunan 2024.
Dikarenakan, lanjut Uu, pemakaian anggaran daerah untuk sebuah kebutuhan tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba, melainkan harus dianggarkan sebelumnya.
"Oleh karena itu saya minta kepada kepala daerah untuk menganggarkan anggaran kekeringan di BTT lebih banyak lagi, baik di perubahan anggaran dan di penyusunan anggaran. Minimal tambah 70 persen," kata Uu.
Di sisi lain, Uu menuturkan, terkait persoalan polusi udara, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri diberi tugas oleh pemerintah pusat untuk memberikan pengertian kepada masyarakat agar memperbanyak menaman pohon. Tujuannya untuk menyaring udara sekaligus menangkal panas.
"Selain itu, tolong diusahakan kalau memang bisa, kendaraan kita diganti dengan kendaraan listrik. Karena memang kendaraan listrik ramah lingkungan dan yang lainnya," tutur Wakil Gubernur Jawa Barat.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait