Penjual oleh-oleh keripik tempe khas Bandung terancam gulung tikar jika kondisi tempe dan minyak goreng langka serta mahal terus berlangsung. (FOTO: iNews/ERVAN DAVID)

BANDUNG, iNews.id - Kondisi tempe langka dan minyak goreng mahal tak hanya membuat susah masyarakat, tetapi juga para pedagang oleh-oleh keripik tempe khas Bandung. Jika kondisi ini berlangsung lama, mereka terancam gulung tikar alias bangkrut karena tidak bisa berproduksi. 

Para pedagang oleh-oleh keripik tempe khas Bandung di Pasar Kosambi harus memutar otak agar bisa terus bertahan di tengah kondisi tersebut.

Harga tempe sebagai bahan baku saat ini melambung dari Rp11.000 menjadi Rp12.500. Sedangkan harga satu jiriken minyak goreng mencapai Rp355.000.

Selain itu, para pedagang pun mengalami masalah mahalnya minyak goreng. "Kondisi ini menambah beban dari para perajin keripik tempe. Akibatnya, para pedagang banyak yang merugi dan terancam gulung tikar," kata Ahid, penjual keripik tempe di Kosambi.

Ahdi menyatakan, para pedagang berharap pemerintah dapat menstabilkan harga minyak dan kedelai agar roda perekonomian kembali berjalan.

Diberitakan sebelumnya, para perajin tahu dan tempe se-Jawa Barat mulai menggelar aksi mogok produksi selama tiga hari, Senin-Rabu, 21-23 Februari 2022. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga kedelai.

Mereka mendesak pemerintah memberikan solusi untuk menurunkan harga kacang kedelai. Harga kedelai sudah menembus Rp11.500 per kilogram atau naik Rp3.500 dari awalnya hanya Rp8.000.

Sebanyak 150 perajin tahu dan tempe di sentra tahu Cibuntu, Kota Bandung, kompak berhenti produksi selama tiga hari. Tidak ada aktivitas apa pun, dari pembuatan, pencetakan hingga pengemasan tahu di tempat tersebut. Untuk mengisi waktu, karyawan hanya membersihkan peralatan produksi.

Ketua Paguyuban Tahu Tempe Jabar Zamaludin mengatakan, tidak hanya kacang kedelai, harga kebutuhan produksi tahu tempe, seperti kunyit dan garam pun ikut naik signifikan. "Akibatnya biaya produksi yang besar tidak sebanding dengan pendapatan," kata Zamaludin.

Karena itu, ujar Zamaludin, 350 perajin, anggota Paguyuban Tahu Tempe Jabar mogok produksi terhitung mulai hari ini hingga 23 Februari 2022. "Kami berharap pemerintah menurunkan harga kacang kedelai ke harga awal agar pengrajin tahu tempe tidak mengalami kerugian yang lebih besar lagi," ujar Zamaludin.

Sementara itu, Randi, pedagang tahu tempe keliling mengaku hanya bisa pasrah dengan aksi mogok para perajin itu. "Ya mau gimana lagi. Tapi kan gak bisa maksa kalo mereka gak mau produksi," kata Randi.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network