Pada waktu itu, kata dia, petani kedelai di Purwakarta kesulitan memasarkan kedelainya. Sehingga mereka banyak menjual kedelai yang belum dikupas secara eceran. Artinya, untuk bahan baku tahu tempe sebenarnya masih aman, stok berlimpah.
Diketahui, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta sempat mengembangkan komoditas kedelai beberapa tahun lalu. Terdapat lahan potensial seluas 100 hektare (ha) yang ditanami kedelai dengan asumsi produksi per 1 ha dapat menghasilkan sekitar 2,5 ton kedelai.
Begitu pula di 2018 produksi kedelai terus digenjot melalui program Upaya Khusus pada Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale). Program ini cukup menjanjikan guna menciptakan ketahanan pangan di Purwakarta.
Sementara itu, sebelumya produsen tahu tempe di Purwakarta berhenti beroperasi lantaran harga kedelai impor naik signifikan. Mereka enggan menaikkan harga karena khawatir ditinggal pembeli. Kekhawatiran tahu tempe tidak laku di pasaran bisa berdampak pada gulung tikarnya usaha produksi tahu tempe.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait