Sejumlah unsur kecamatan menutup kembali dengan bambu Makam Bupati Indramayu ke IV, V, dan VI yang dirusak oramg tak bertanggung jawab. (Foto: iNews.id/Andrian Supendi)
Andrian Supendi

INDRAMAYU, iNews.id - Situs makam Bupati Indramayu ke IV, V, dan VI di desa Sindang, Kecamatan Sindang, dirusak oknum yang tidak bertanggung jawab. Perusakan itu terjadi tepat di sebelah selatan kompleks permakaman Raden Benggala, Raden Benggali, dan Raden Samaun.

Berdasarkan informasi yang didapat MNC Portal Indonesia di lokasi, pada Senin (31/10/2022), oknum tersebut melakukan perusakan dengan cara membuat kotak galian di zona inti situs makam sedalam sekitar 3 meter dengan menggunakan cangkul dan linggis.

Saat ini, bekas galian tersebut tergenang air layaknya sumur sehingga dapat membahayakan warga sekitar khususnya anak-anak.

Camat Sindang, Suyitno mengatakan, setelah mengetahui kejadian tersebut pihaknya bersama unsur Forkopimcam langsung mendatangi lokasi kejadian.

"Setelah diselidiki, ini ternyata adalah penggalian liar. Jadi kita amankan dahulu lokasi ini sambil kita menelusuri maksud mereka menggali itu untuk apa," kata dia.


Suyitno menuturkan, lokasi setempat merupakan situs bersejarah yang mesti dirawat dan dilindungi. Apalagi, situs yang dirusak itu adalah makam dari tiga Wiralodra atau Bupati sekaligus yang juga merupakan leluhur masyarakat Indramayu.

"Areal ini sudah dalam pengawasan pemerintah kecamatan. Kami juga akan berkoordinasi dan berkonsultasi dengan dinas terkait untuk pengamanan selanjutnya," tutur dia.

Sementara itu, Kapolsek Sindang, Iptu Saefullah menegaskan, penggalian situs makam tersebut diduga adalah ekskavasi liar. Oleh karenanya, pihaknya bersama Forkopimcam lainnya langsung mengamankan lokasi situs.

"Kami telah menindak lanjuti berkomunikasi dengan beberapa pihak termasuk juru kunci, bahwa situs ini ada orang yang menggali," ucapnya.


Iptu Saefullah menyatakan, untuk sementara waktu, galian yang dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut dilakukan penutupan dengan pagar bambu. 

Hal ini dilakukan, lanjutnya, untuk menghindari terjadinya kejadian yang tidak diinginkan hingga mengakibatkan kecelakaan.

"Jangan sampai bekas galian ini justru berimbas kepada masyarakat. Dikhawatirkan ada yang jatuh masuk ke dalam lubang dan lain sebagainya karena di sini juga terdapat banyak anak kecil," ucap dia.


Editor : Asep Supiandi

BERITA TERKAIT