BEKASI, iNews.id – Sebuah sekolah dasar negeri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat disegel pemilik tanah Jumat (25/10/2019) pagi. Orang tua murid dan siswa terkejut bahkan puluhan siswa menangis histeris akibat penyegelan ini.
Sekolah Dasar Negeri 01 Karang Rahayu, Kecamatan Karang Bahagia, Kebupaten Bekasi, Jawa Barat disegel ahli waris dari keluarga Yakoeb Andrianto. Dia kesal terhadap Pemerintah Kabupaten Bekasi lantaran sudah puluhan tahun menggunakan lahannya.
Dengan membawa berkas lengkap yang telah dimenangkan secara hukum, keluarga ahli waris mendatangi lokasi sekolah untuk melakukan penyegalan. Mereka menilai Pemkab Bekasi tidak memiliki iktikad baik untuk menyelesaikan permasalahan lahan.
Dalim Sudarma, salah seorang perwakilan ahli waris mengatakan selama lima puluh satu tahun pemerintah sudah menggunakan lahan milik keluarga mereka. Permasalahan tanah tersebut sempat disidangkan sampai ke Pengadilan Tinggi Bandung serta Mahkamah Agung. Gugatan dimenangkan keluarga ahli waris.
“Sekolah ini sudah berdiri di atas lahan keluarga selama 51 tahun, yang penting kami dibayar saja, selesai,” katanya.
Keluarga ahli waris mengancam akan mengosongkan tempat tersebut dan menghentikan aktifitas belajar mengajar sampai pemerintah menyelesiakan permasalah ini.
Salah seorang wali murid, Anisa mengatakan penyegelan sebaiknya tidak dilakukan karena mengganggu aktifitas belajar mengajar siswa. Mereka berharap Pemkab Bekasi segera menyelesaikan masalah ini sehingga siswa dapat kembali belajar.
“Ini harus segera diselesaikan sama pemerintah Bekasi, kegiatan belajar harus tetap berjalan,” katanya.
Kepala Sekolah SDN 01 Karang Rahayu, Badri menyayangkan aksi penyegelan ini. Pihaknya sudah berusaha menghubungi pihak-pihak yang berkepentingan agar mau duduk bersama menemukan solusi masalah ini.
“Pemerintah bilang menunggu anggaran 2020, karena tahun ini tidak ada anggaran untuk masalah ini,” katanya.
Salah satu siswa, Nurhidayah berharap pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah ini. Dia dan siswa lain merasa kegiatan belajarnya sangat terganggu akibat penyegelan.
“Tolong segera menyelesaikan masalah ini, sehingga segelnya bisa dibuka,” katanya sembari menangis.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait