BANDUNG, iNews.id - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung menangani dua pasien yang terjangkit penyakit difteri. Dua pasien yang masih anak-anak itu merupakan rujukan dari rumah sakit di Kabupaten Bandung dan Purwakarta.
Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSHS Bandung, dr Djatnika Setiabudi mengatakan, kedua pasien anak ini telah dinyatakan positif terjangkit penyakit difteri. Dia menyebutkan, keduanya kini sedang menjalani perawatan intensif oleh tim dokter. Pasien dirawat di Ruang Isolasi Infeksi Tropis RSHS.
"Ada dua pasien yang sedang dirawat. Satu pasien berumur 13 asal Kabupaten Bandung sudah dirawat selama 3 hari. Sedangkan, pasien satunya berusia 12 asal Kabupaten Purwakarta telah dirawat selama 3 minggu," kata dr Djatmika, Sabtu (9/12/2017) siang.
Dia menyebutkan, sebelum mendapatkan penanganan medis, pasien asal Kabupaten Bandung datang ke RSHS dalam keadaan sesak nafas. Lantaran kondisinya itu, pasien tersebut harus diberi tindakan tarakesostomi atau operasi pembuatan lubang di bagian tenggorokan.
Sementara pasien asal Kabupaten Purwakarta tidak mengalami gejala-gejala seperti pasien sebelumnya. Namun, yang bersangkutan memiliki riwayat dugaan penyakit difteri di keluarganya seperti demam, suara parau dan sesak nafas.
Djatnika menjelaskan, selama 2017,RSHS telah merawat 11 pasien positif difteri. Dua orang diantaranya meninggal dunia. "Tapi, berdasarkan data Dinkes Jabar sudah sekitar 123 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 13 anak. Jumlah ini masuk kategori kejadian luar biasa di tingkat nasional," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 123 kasus penyakit difteri terjadi di Jawa Barat (Jabar) selama 2017. Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar terus menelusuri jejak penyebaran penyakit mematikan tersebut.
Dari 123 kasus yang terjadi hingga 6 Desember 2017, Kabupaten Purwakarta merupakan daerah tertinggi dengan 27 kasus. Kemudian, Kabupaten Karawang 14 kasus, Kota Depok 12 kasus, Kota Bekasi 12 kasus, Kabupaten Garut 11 kasus, Kota Bandung 7 kasus, sisanya tersebar di 14 kabupaten dan kota lainnya di Jawa Barat.
Difteri diketahui sebagai penyakit yang sangat mudah menular. Penyakit akibat bakteri difteria ini dapat menular melalui pernapasan, batuk, bersin, atau hanya dengan mengobrol.
Difteri biasanya ditandai dengan pengingkatan suhu tubuh sampai 38 derajat celsius, pembengkakan pangkal tenggorokan. Kemudian munculnya selaput tipis berwarna keabu-abuan pada pangkal tenggorokan yang tak mudah lepas tapi mudah berdarah.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait