Rumah adat di Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung diprediksi tahan gempa bumi magnitudo 7. (FOTO: ISTIMEWA/YouTube)
Arif Budianto

BANDUNG, iNews.id - Sudah menjadi sebuah keharusan hidup di antara gugusan sesar dan megathrust seperti di Indonesia memiliki bangunan tahan gempa. Setidaknya, jika gempa melanda dengan kekuatan besar, bangunan yang ditinggali tidak menimbulkan korban jiwa atau luka. 

Salah satu bangunan yang bisa menjadi contoh mitigasi bencana adalah Rumah Adat Cikondang di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di kampung ini, warganya secara turun temurun menerapkan bangunan tahan gempa berkonsep tradisional. 

Rumah Adat Cikondang, saat ini telah menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah. Tak hanya wisatawan, tetapi juga kelompok pendidikan, budaya, dan lainnya yang melakukan riset lebih dalam tentang kampung ini. 

Untuk menuju kampung ini, hanya dibutuhkan waktu sekitar 1,5 hingga 2  jam dari Kota Bandung. Walaupun untuk mencapai ke sama harus melewati jalanan menanjak dan berliku, namun posisi Kampung Cikondang tidak terlalu jauh dari jalan besar. Namun jangan salah, untuk bisa masuk ke kampung Cikondang, hanya diperkenankan pada hari-hari tertentu. 

Di sana, Anda akan disuguhi pemandangan perkampungan tradisional. Di Desa Lamajang, akan ditemui rumah-rumah panggung berbahan bambu dan kayu. Tinggi panggung dari tanah sekitar 60 hingga 85 cm. Salah satu rumah yang disebut rumah adat Cikondang, berusia sekitar 200 tahun. 

Rumah adat itu terdiri atas dua bangunan berukuran besar dan kecil. Namun secara umum, rumah adat Cikondang memiliki bentuk atap julang ngapak. Di mana konstruksi atap disusun berdasarkan kuda-kuda dengan bahan kayu dan gording bambu. Kemudian pada atap ditutup dengan bambu dilapisi ijuk.

Beberapa ahli arsitektur menyebutkan, bangunan rumah adat Cikondang memiliki konstruksi yang cukup kuat jika terjadi gempa bumi. Bahkan, gempa bumi dengan magnitudo 7 diperkirakan tidak akan memberi efek kerusakan berarti terhadap bangunan rumah adat Cikondang. 

Juru Kunci Kampung Adat Cikondang Anom Juhana mengatakan, rumah adat di kampung ini adalah karya tertinggi masyarakat Cikondang. Konsep panggung juga sebagai bentuk komitmen manusia menjaga alam.

Di mana panggung diharapkan tidak mengganggu proses resapan air di kaki gunung tersebut. "Di sini kawasan aliran air tinggi yang bermuara di Sungai Citarum. Jadi konsep panggung agar tidak mengganggu proses resapan air," kata Anom Juhana dikutip dari berbagai sumber.

Konsep rumah yang ramah terhadap alam cukup tepat diterapkan di Kabupaten Bandung. Sebagaimana diketahui, Bandung disusun atas gugusan pegunungan dan berada di area sesar yang rawan gempa bumi. 

Di Kabupaten Bandung setidaknya berdekatan dengan sesar Garut Selatan (Garsela) dan Sesar Lembang. Sesar Lembang diperkirakan berpotensi menimbulkan gempa bumi hingga berkekuatan di atas magnitudo 6 hingga 8. Diperlukan kesadaran masyarakat membuat mitigasi bencana sejak dini, menghindari kerugian lebih besar lagi.


Editor : Agus Warsudi

BERITA TERKAIT