Tim Satgas Covid-19 Garut menjaring pengendara motor yang tak mengenakan masker. (Foto: iNews/Ii Solihin)

"Mohon izin, hindari juga kata new normal lagi pak. Sudah disepakati juga narasinya adaptasi kebiasaan baru. Jadi kalau menarasikan kembali dengan kalimat new normal balik lagi ke istilah tahun 2020," ujarnya. 

Usulan ketiga, tutur Kang Emil, mendorong penggunaan aplikasi dan teknologi yang sama dalam memantau mobilitas masyarakat agar tidak ada perbedaan data antara pemerintah pusat dengan daerah. 

Kang Emil menyontohkan, jika mengacu pada data aplikasi pemantauan disiplin memakai masker dan jaga jarak, tingkat kedisiplinan warga Jabar dalam memakai masker adalah 86 persen dan menjaga jarak 83 persen. 

Namun, kata Kang Emil, data tersebut berbeda dengan data aplikasi pemantauan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyebutkan bahwa tingkat kedisiplinan masyarakat Jabar dalam mematuhi prokes berada di bawah 75 persen. 

Kang Emil tidak mempermasalahkan penggunaan teknologi dari Google, Facebook, dan lain- lain. Namun, cara mengukurnya harus satu patokan agar tidak ada perbedaan data. 

Sebab, pejabat publik di daerah harus terus berkomunikasi dengan masyarakat sehingga datanya harus sinkron. "Mohon izin kepada Kepala BNPB (teknologi) perlu disinkronisasi," tutur Kang Emil. 


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network