Gubernur Jabar Ridwan Kamil mohon maaf kepada warga Jabar yang terdampak PPKM darurat. (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan permohonan maaf, khsusunya kepada warga yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.  Meski begitu, PPKM Darurat diharapkan bisa menekan jumlah kasus aktif Covid-19 yang hingga kini masih tinggi.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyadari, pelaksanaan PPKM Darurat dianggap menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian besar masyarakat. Namun, salah satu cara untuk mencegah penularan Covid-19 dengan menurunkan mobilitas. Apalagi, ada varian baru virus Covid-19 dengan tingkat penyebaran lebih cepat 5 sampai 10 kali lipat.

Menurutnya, kunci untuk keluar dari situasi yang buruk ini adalah mengurangi mobilitas karena berdasarkan hasil kajian, semakin tinggi mobilitas, maka dalam hitungan hari  rumah sakit-rumah sakit tidak akan mampu lagi menampung pasien.

"Kita tidak ingin melihat Jawa Barat ada jenazah yang tidak terurus yang mungkin terlambat di parkiran, di jalanan," kata Kang Emil dalam kegiatan doa bersama virtual lintas agama untuk kesehatan dan keselamatan masyarakat dari Rumah Dinas Gubernur Jabar, Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Selasa (13/7/2021).

Kang Emil mengaku sadar betul banyak orang yang penghasilannya terdampak PPKM darurat. Namun, kata dia, PPKM Darurat harus dilakukan untuk mengurangi potensi penularan dan jatuhnya korban jiwa. 

"Kita tidak ingin ada pasien mengantre jauh dari kelayakan. Oleh karena itu, atas nama pemerintah, saya mewakili pemerintah pusat menghaturkan permohonan maaf kepada ketidaknyaman bagi mereka-mereka yang tertahan pencarian rezekinya atau kegiatan-kegiatan esensialnya. Semata-mata inilah ihtiar yang menurut ilmu harus kita lakukan," ujar Kang Emil. 

Apalagi, tutur Gubernur Jabar, kondisi rumah sakit di Jabar saat ini sedang tidak baik-baik saja. Dia menyebutkan, angka keterisian rumah sakit sudah berada di atas ambang batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah. 

"Kondisi rumah sakit di Jawa Barat hari ini sedang tidak baik-baik saja. Standar pengendalian menurut ilmu dalam konteks WHO adalah 60 persen. Pemerintah pusat menaikkan standar kedaruratan 70 persen, kita sudah 90 persen. Oleh karena itu, ini dalam kondisi yang harus dintervensi," tutur Gubernur. 

Belum lagi jumlah masyarakat yang menjalani isolasi mandiri pun cukup banyak. Dari 90.000 kasus aktif di Jabar, hanya 20.000 yang dirawat di rumah sakit, sedangkan sisanya atau lebih dari 80 persen melakukan isolasi mandiri.

"Oleh karena itu, kami titip, kami kirimkan doa kepada 70.000 pasien-pasien yang sedang merawat diri di rumah-rumah. Kita haturkan doa kita menembus langit untuk menguatkan hati dan mental kepada perawat, tenaga kesehatan, dan pahlawan-pahlawan yang hari ini, jam ini, menit ini sedang bergerak untuk menyelamatkan nyawa manusia," ucap Kang Emil. 

Kang Emil menyatakan, Pemda Provinsi Jabar tidak tinggal diam dengan melakukan berbagai upaya untuk membantu pasien yang menjalani isolasi mandiri, seperti menyediakan layanan telekonsultasi dan obat gratis yang diberikan kepada pasien yang menjalani isolasi mandiri. Pemda Provinsi Jabar pun terus berupaya menjaga ketersediaan oksigen dengan bekerja sama bersama beberapa pihak untuk penyediaan tabung oksigen. 

"Kita juga sudah memulai mengendalikan kelangkaan oksigen akan dibagikan ke rumah sakit-rumah sakit puskesmas kita dapatkan dari Pulau Sumatera sampai Kalimantan dari Pulau Sulawesi sampai Singapura kita upayakan demi keselamatan jiwa rakyat yang kita cintai," ujarnya. 

Selain itu, pihaknya juga terus menggencarkan vaksinasi kepada masyarakat. Kang Emil mengakui, vaksinasi memang tidak membuat masyarakat kebal dari Covid-19, namun vaksinasi menurutnya bisa melindungi masyarakat dari gejala-gejala berat.

Apalagi, berdasarkan data yang dikantonginya, sebagian besar pasien Covid-19  yang meninggal di Jabar terdata belum mendapatkan vaksin. Oleh karena itu, Kang Emio pun meminta para pemuka agama untuk mengajak jemaahnya berlomba-lomba mengikuti vaksinasi.

"Vaksinasi akan terus kita lakukan karena vaksinasi penting. Kenapa sudah divaksin masih bisa terkena Covid-19? karena vaksin ini pada dasarnya tidak bisa melindungi 100 persen, tapi memaksimalkan perlindungan. 

Ibarat pakai payung masih kecipratan air hujan, tapi tidak basah kuyup. Dengan vaksin mungkin kita masih bisa kena Covid-19, tapi cepat sembuhnya dibandingkan tidak divaksin," tutur Kang Emil.

Kang Emil mengatakan, kegiatan doa bersama lintas agama ini sangat penting untuk memberikan semangat kembali kepada masyarakat di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Terlebih, dalam beberapa hari terakhir, banyak sekali berita duka yang dia terima melalui telepon genggamnya. Kang Emil pun yakin, hal serupa juga dialami banyak orang, termasuk masyarakat Jabar. 

Menurutnya, situasi ini merupakan kondisi yang luar biasa pahit. Oleh karena itu, sebagai manusia biasa, semua orang membutuhkan kekuatan batin agar usaha dan ikhtiar yang saat ini sedang dilakukan dalam menyelamatkan nyawa diberi kemudahan dan perlindungan oleh Tuhan Yang Maha Esa. 

"Sehari ada 5-10 berita duka di handphone saya. Saya juga meyakini bahwa di handphone masing-masing berseliweran notifikasi berita duka. Ada seorang ibu yang meninggal keluarganya, kakak yang meninggalkan adiknya, sahabat saya juga tadi berpulang pukul 17.00 mendapat pesan dari mereka yang kehilangan keluarga tercinta," ucapnya.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network