Selain penyusutan dari harta kekayaan berupa tanah dan bangunan, lanjut dia, tabungannya pun turut menyusut. Pasalnya sebagai kepala daerah pada hari libur dirinya masih kerap disibukan dengan berbagai aktivitas seperti menghadiri undangan dan kegiatan. Otomatis harus merogoh dana dari saku sendiri untuk nyecep.
Kemudian contoh lainnya, kata Hengki, ketika menyelenggarakan kompetisi HK Cup. Pendaftaran peserta digratiskan, tapi kan untuk kebutuhan perangkat pertandingan dan sarana prasarana pendukung lainnya harus dibayar. Itu juga harus merogoh kocek pribadi dan ternyata lumayan besar kebutuhannya.
"HK Cup ini setelah dihitung-hitung habis Rp1 miliar seperti untuk bayar lapang, wasit, hadiah, dan lain-lain. Itu semua dana pribadi. Jadi saya sampaikan apa adanya, tabungan berkurang itu pasti," ucapnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait