Raja Pajajaran, Ratu Sakti yang terkenal bengis dan suka menindas. (ilustrasi).

Padahal ada budaya yang harus dipatuhi bagi siapa saja yakni Estri larangan, dilarang menikahi istri selir ayah.

Bahkan pada masa Prabu Dewa Niskala dari ayah Sri Baduga Maharaja turun tahta hanya karena dianggap melanggar estri larangan, yaitu menikahi istri yang dilarang.

Kisah Ratu Sakti ini diceritakan pada Carita Parahyangan tabiatnya, "Lawasniya ratu dalapan tahun, kenana ratu twahna kabancana ku estri larangan ti kaluaran deung kana ambu tere. Mati - mati wong tanpa dosa, ngarampas tanpa prenge, tan bak ti ring wongatuha, asampe ring sang pandita. Aja tinut de sang kawuri, polah sang nata, mangkana Sang Prebu Ratu, carita inya".

Naskah itu menceritakan bagaimana perilaku Ratu Sakti dianggap sangat keterlaluan. Maka itu jangan sampai raja kemudian meniru perilaku yang telah dilakoni raja ini. 

Di masa Ratu Sakti, keadaan masyarakat sudah semakin tidak menentu. Kejahatan yang semakin merajalela, ditambah lagi kelaparan dimana-mana. Sehingga banyak masyarakat memberontak terhadap kerajaan sendiri. 

Tetapi sekali lagi, pihak kerajaan tidak pernah mempedulikan hal seperti itu. Ratu Sakti lebih memilih meniti hidupnya dengan kehidupan egois. Semena - mena menghibur diri, dan mengumbar hawa nafsu.

Padahal perilaku tersebut tidak pernah direstui oleh Sanghyang atau para dewa. Perilaku ini ternyata tidak berhenti hingga Ratu Sakti lengser yang kemudian digantikan Prabu Nilakendra.


Editor : Nur Ichsan Yuniarto

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network