Suasana rumah duka Dwi Farica Lestari korban pembunuhan di Pusakajaya, Subang. (Foto: iNewsTv/Yudi Heryawan Juanda)

Sobari juga menceritakan, Dwi merupakan anak kedua dari lima bersaudara yang berangkat ke Bali pada Kamis (14/7/2021). Korban berangkat menggunakan jalur darat dan hanya bisa diantar orang tuanya hingga naik travel.

Selanjutnya korban berangkat sendiri hingga tiba di Bali. "Anak saya meninggal baru sehari tiba di Bali," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, kabar meninggal Dwi di Bali tersebar luas di Kampung Katanganyar. Tak heran banyak tetangganya yang melayat ke rumah duka setiap hari. Mereka ikut berbela sungkawa serta ikut prihatin dengan peristiwa tragis yang dialami Dwi.

Diberitakan sebelumnya, perempuan muda asal Subang, Jawa Barat, berinisial DFL yang belakangan diketahui bernama lengkap Dwi Farica Lestari ditemukan tewas di homestay Jalan Tukad Batanghari Gang X No 12 Denpasar, Bali, Sabtu (16/1/2021) dinihari sekitar pukul 02.30 Wita. Saat ditemukan, korban dalam kondisi telanjang dan bersimbah darah. 

Korban diduga dibunuh menggunakan pisau lipat. Polisi yang menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) menemukan pisau lipat berlumuran darah di dekat jasad korban. “Saat ditemukan, korban sudah meninggal,” kata Kanit Reskrim Polsek Denpasar Selatan AKP Hardimastika Karsito Putro. 

AKP Hardimastika mengatakan, saat ditemukan, korban DFL dalam posisi tengkurap dan tak mengenakan baju. Petugas mendapati luka tusuk di leher korban. Selain pisau lipat berlumuran darah, di kamar korban, petugas menemukan jaket warna merah dan helm sebuah ojek online. 

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, di antaranya penjaga homestay, dan Dianty (22), rekan korban yang pertama kali melapor kasus dugaan pembunuhan ini. 

Kepada polisi, Dianty mengatakan, sekitar pukul 01.20 Wita, korban makan di dalam kamar. Setelah selesai makan, korban DFL kemudian keluar dan kembali ke kamar. 

Saksi Dianty terjaga dari tidur karena mendengar suara berisik dari kamar korban. Khawatir terjadi sesuatu dengan DFL, saksi Dianty memberanikan diri mengirim pesan melalui WhatsApp. “Aman, Yu? Suara gedebag gedebug sih siapa.”

Pesan itu tidak juga mendapat balasan dari korban. Sampai saksi menelepon beberapa kali juga tidak diangkat.

Khawatir terjadi sesuatu dengan rekannya, Dianty kemudian memberanikan diri untuk keluar kamar dan menghubungi penjaga homestay, untuk menemani mengetuk dan mengecek kondisi korban di kamarnya. 

Saat petugas mengetuk kamar korban tetap tidak ada jawaban. Kamar korban juga terkunci dari dalam. Petugas jaga akhirnya memberanikan diri melihat kamar korban melalui kamar nomor 3. 

Saksi kaget karena melihat banyak darah di kamar korban. Kasus ini pun kemudian dilaporkan ke pemilik homestay dan Polsek Denpasar Selatan.


Editor : Asep Supiandi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network