Sebab dengan harga yang murah, obat keras terlarang kerap disalahgunakan oleh pelaku kejahatan jalanan dan anggota geng motor sebelum beraksi.
Saat ini, kata Kombes Budi, obat keras terlarang tidak lagi dijual di kios, warung sembako dan toko kosmetik. Tapi kini penjual obat keras memanfaatkan aplikasi pesan singkat untuk melayani pembeli secara mobile.
“Sekarang ini mereka mobile. Berdasarkan penangkapan para pengedar, obat keras ini banyak dikonsumsi oleh anggota geng motor dan para pelaku kejahatan jalanan,” ucap Kombes Budi.
Kapolrestabes menuturkan, para pengedar narkoba dijerat Pasal 113, 114, 111, dan 112 dengan ancaman hukuman pidana minimal 6 tahun, maksimal 20 tahun, dan penjara seumur hidup.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait