"Harga beli ini sebelum penyesuaian ya, jadi memang sudah tinggi. Lalu mereka akan menjual lagi Rp11.000 per liter untuk Pertalite dan solar Rp8.000 per liter," ucap AKBP Wirdhanto Hadicaksono.
Tersangka R, ujar Kapolres Garut, bisa meraup keuntungan antara Rp4 juta hingga Rp6 juta per bulan. Polisi pun mengamankan sedikitnya 55 jeriken berkapasitas 35 liter untuk BBM jenis pertalite, dan 5 jeriken kapasitas 35 liter jenis solar.
"Total 2.000 liter yang diamankan. Selain itu, kami juga mengamankan satu unit mobil pikap Suzuki hitam nopol Z 8043 DZ berikut STNK," ujar Kapolres Garut.
Akibat perbuatannya, tersangka JM dan R disangkakan melanggar Pasal 55 UU RI No 22 Tahun 2021 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Pasal 40 angka 9 UU RI No 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja.
"Kedua tersangka terancam hukuman penjara selama 6 tahun dan atau denda maksimal Rp60 miliar," tutur AKBP Wirdhanto Hadicaksono.
Editor : Agus Warsudi
penimbunan bbm harga bbm harga bbm bersubsidi harga bbm naik kenaikan harga bbm Kapolres Garut polres garut kabupaten garut
Artikel Terkait