BANDUNG BARAT, iNews.id - Imbas cuaca tidak menentu membuat lahan tembakau yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terancam gagal panen. Selain itu, daun tembakau yang telah dipanen pun membusuk.
Penyebabnya, para petani tidak bisa mengeringkan daun tembakau yang telah dipanen karena sering tiba-tiba turun hujan deras. Akibatnya, daun tembakau membusuk, berwarna hitam, dan tidak bisa dijual.
"Sekarang cuaca tidak menentu kadang panas, tapi tiba-tiba hujan. Itu jelas merugikan buat petani tembakau, karena tidak bisa mengeringkan daun tembakau yang telah dipanen," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) KBB Agus Rianto, Sabtu (2/7/2022).
Saat ini, ujar Agus, ada sekitar satu hektare lahan tembakau yang terancam gagal panen. Namun jika kondisi seperti ini terus berlarut-larut hingga akhir tahun, bukan tidak mungkin luasan lahan yang gagal panen bisa mencapai 15 hektare.
Gagal panen tembakau pernah terjadi pada awal tahun. Saat itu kondisi cuaca lebih dominan hujan. Berdasarkan perhitungan, biasanya pada pertengahan tahun sudah masuk musim panas, tapi itu tidak terjadi.
"Ternyata saat ini hujan masih terus turun, jadinya tembakau yang dipanen gak bisa dijemur dan membusuk sehingga tidak bisa dijual," ujar Agus Rianto.
Beberapa lahan tembakau yang terancam gagal panen terletak di Kecamatan Ngamprah, sebagian Cililin, dan Gununghalu. Daun tembakau busuk bisa dicegah jika petani memiliki dryer tobacco machine atau alat pengering tembakau kapasitas besar. Namun para petani tidak punya alat tersebut.
"Kami berharap ada bantuan alat pengering supaya bisa mencegah gagal panen. Kalau hitungan sampai gagal panen hingga 15 hektare di akhir tahun nanti, bisa mencapai Rp150 juta," sebutnya.
Editor : Agus Warsudi
asosiasi tembakau pengolahan tembakau petani tembakau tembakau usaha tembakau cuaca anomali cuaca bandung barat kabupaten bandung barat
Artikel Terkait