Permainan tradisional anak-anak di Jabar sarat akan makna dan nilai edukasi. (Foto: diskominfo purwakarta) 

BANDUNG, iNews.id - 5 Permainan tradisional anak di Jawa Barat atau istilah Sunda disebut kaulinan budak, saat ini sudah jarang dimainkan. Dalam permainan tradsisional itu tidak hanya menghibur, namun sarat akan nilai-nilai edukasi, seperti mendidik sportifitas, kebersamaan dan bersosialisasi.

5 permainan tradisional di Jabar yang kini langka atau jarang dimainkan anak-anak. Berikut permainan tradisional di jabar yang dirangkum dari disparbud.jabarprov.go.id, Jumat 1/10/2021)

1. Bekel atau Bekles

Permainan tradisional bekles ini selalu dimainkan anak-anak dulu di Jabar di saat waktu luang. (Foto: diskominfo purwakarta)

Bekel atau bekles merupakan permainan tradisional (kaulinan budak) dengan jumlah pemain lebih dari seorang anak. Dalam memainkan game ini dibutuhkan keterampilan tangan juga konsentrasi serta strategi dalam memainkan bola. Perlengkapan dari permainan ini berupa biji dari kulit kerang atau kewuk dan sebuah bola karet.

Kerang yang dipersiapkan biasanya berjumlah 10 buah. Dimulai dengan melempar bola karet dan memantul. Sebelum bola memantul kedua pemain  harus sudah mengambil 1 buah kewuk. Begitulah terus sampai habis dan dinamakan mi hiji dan selanjutnya harus mengambil dua-dua dinamakan mi dua dan terus sampai selanjutnya harus sepuluh buah di ambil dalam satu pantulan dan langsung di buang kembali untuk melanjutkan permainan selanjutnya. 

Pengambilan bekel tidak boleh menyentuh bekel lainnya atau bola menyentuh tanah dua kali dalam pengambilan bekel. Kondisi seperti ini disebut mati dan pemain lain mendapat giliran memainkan bekel. 
 
2. Bebeletokan 

Bebeletokan menjadi permainan tradisional  cukup popoler di Tatar Pasundan. Bahkan permainan ini pun tidak mengenal musim. (Foto: disparbud.jabarprov.go.id)

Dulu permainan tradisional ini cukup popoler di tanah Pasundan. Bahkan permainan ini pun tidak mengenal musim, meskipun ramai dimainkan anak-anak ketika musim kemarau. 

Alat permainan tradisonal ini dibuat dari bambu, dengan batang kecilnya bagian ranting tetapi dipakai yang sudah tua dan kuat. Pembuatannya yaitu mula-mula mencari beberapa ranting bambu yang bersifat lentur, yang mempunyai diameter bambu 1-1,5 cm dengan lubang 3-5 mm panjang yang dipakai adalah dari 20-30 cm. Bambu tersebut harus lurus agar lebih awet karena tidak mudah patah. 

Biasanya mencari ruas yang agak panjang untuk dua bagian dari bebeletokan dengan bawah yang panjang 30 cm untuk penampang dan yang bagian atas untuk pegangan yang di pakai sampai bagian "buku" batas ruas dari bambu itu.
  
Bagian pegangan pada lubangnya ditempatkan sebatang bambu dari bagian bambu besar yang diraut sampai bisa masuk bagian penampang bawah tadi dengan panjang disesuikan dengan panjang penampang tetapi dipotong pada ujung sepanjang 1 cm. Setelah dimasukan pegangan dan penampang seolah bersatu kembali disatukan oleh bagian dalamnya. 

Cara memainkannya adalah dengan memasukan daun-daunan atau kertas basah yang dihancurkan pada lubang dan ditekan dengan pegangan pada pemasukan kedua akibat tekanan dari atas, udara keluar dipaksa dan daun yang pertama dimasukan tadi akan keluar dengan mengeluarkan bunyi "tok". 


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network