Menyikapi rencana itu, para pejuang, baik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) maupun laskar-laskar pemuda, bertekad melakukan perlawanan. Perang gerilya pun dilakukan oleh para pejuang.
Brigade McDonal Masuk Bandung
Pada 12 Oktober 1945, tentara Sekutu, termasuk NICA Belanda, di bawah Brigade McDonald, masuk Kota Bandung. Saat itu, tentara Sekutu memerintahkan seluruh senjata api yang dimiliki penduduk, kecuali milik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan polisi, diserahkan tanpa syarat.
Situasi Kota Bandung memanas. Para tentara Belanda yang baru bebas dari kamp tahanan Jepang, berulah. Mereka melakukan penjarahan. Akibatnya, bentrokan antara tentara Sekutu dengan TRI dan para pejuang tidak dapat dihindarkan.
Malam 24 November 1945, TRI dan badan–badan perjuangan lain melancarkan serangan terhadap markas–markas Sekutu di Kota Bandung, termasuk Hotel Homan dan Preanger yang menjadi markas besar Sekutu.
Pada 27 November 1945 atau tiga hari setelah penyerangan markas Sekutu, MacDonald menyampaikan ultimatum agar rakyat dan para pejuang segera mengosongkan wilayah Bandung Utara selambat–lambatnya pada 29 November 1945 pukul 12.00 WIB.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait