BANDUNG, iNews.id - Kini, pengguna Internet of Things (IoT) di Indonesia lebih banyak dibanding smartphone. Tren penggunaan IoT semakin massif seiring perkembangan teknologi digital.
Vice President Startup Bandung Nur Islami Javad mengatakan, layanan berbasis IoT relatif teknologi baru yang saat ini masih didominasi segmen pasar business to business (B2B) dibandingkan business to consumer (B2C).
“Adopsi yang tinggi IoT itu masih di segmen B2B, belum meluas ke masyarakat umum. Sepengamatan saya dalam industri startup yang bisnisnya berkelanjutan memang di B2B IoT karena tidak terjabak dalam perang bakar-bakar duit,” kata Vice President Startup Bandung.
Nur Islami Javad menyatakan, target pasar korporat menciptakan banyak keseimbangan bagi pelaku startup. Sebab, yang disasar tak sebanyak pasar ritel tapi punya kemampuan daya beli jauh lebih besar sehingga sangat realistis untuk sebuah bisnis riil.
“Era bisnis valuasi sudah lewat, sekarang harus logis dan bisa bertahan lama. Rasionalitas bisnis menjadi nomor satu. Jadi, harus kuat sisi bisnis secara umum namun di enhance dengan berbagai mindset dunia startup, atau dalam bahasa lain bisnis regular tapi mengadaptasi cara-cara berpikir dan operasi ala startup,” ujarnya.
Jeff, sapaan akrab Nur Islami Javad mencontohkan, layanan Antares sebagai layanan IoT dari PT Telkom yang sudah baik dari sisi teknis.
Editor : Agus Warsudi
tsunami digital Akselerasi digital Akses Digital ASAP digital nasional aplikasi digital Budaya Digital basis digital bisnis digital internet of things
Artikel Terkait