Bangunan SMP dan SMK di Jalan Cijengkol, Serangpanjang, Subang yang dikelola oleh Yayasan Bina Prestasi Nasional. Polda Jabar mendalami motif pembunuhan terkait pengelolaan yayasan ini. (FOTO: iNews/YUDY HERYAWAN JUANDA)

BANDUNG, iNews.id - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimum) Polda Jabar mendalami motif para tersangka membunuh ibu dan anak, Tuti Suharti (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) di Subang. Salah satu dugaan motif adalah terkait pengelolaan Yayasan Bina Prestasi Nasional di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang. 

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan mengatakan, semua kemungkinan motif sedang didalami oleh penyidik, termasuk pengelolaan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang dipegang oleh korban Tuti dan Amelia semasa hidup.

"Memang di situ ada yayasan tapi kami belum mendapatkan keterangan terkait motif. Nanti kalau sudah ada motifnya nanti kami sampaikan kepada rekan-rekan. Pasti akan kami dalami, bukan hanya terkait yayasan tapi semuanya," kata Dirreskrimum Polda Jabar kepada wartawan, Jumat (20/10/2023).

Kombes Pol Surawan menyatakan, Yayasan Bina Prestasi Nasional yang menyelenggarakan pendidikan SMP dan SMK itu masih beroperasi. "Secara operasional masih aktif tapi coba rekan-rekan ke sana, apa masih ada kegiatan belajar mengajar atau tidak," ujar Kombes Pol Surawan.

Berdasarkan penelusuran, Yayasan Bina Prestasi Nasional didirikan oleh tersangka Yosef Hidayah pada 2008 dan mendapat SK pengesahan sebagai pengelola pendidikan pada 2009. Yayasan ini mendirikan SMP dan SMK di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang. 

Dalam situs verifikasi dan validasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Yayasan Bina Prestasi Nasional terakhir dipimpin oleh Youries Raja Amarullah atau Yoris, anak pertama Tuti dan Yosef. Sedangkan, korban Amelia, sapaan akrab Amalia Mustika Ratu, tercatat sebagai operator yayasan.

Sementara, Yosef Hidayah, suami korban pembunuhan di Subang, ternyata sudah lama tidak mendapat penghasilan dari pengelolaan Yayasan Bina Prestasi Nasional milik keluarga besarnya itu. 

Sebab, setelah yayasan dikelola istri Tuti dan kedua anaknya, yakni, Yoris (34) dan Amalia Mustika Ratu (23), keuangan menjadi sangat ketat. Hal ini terungkap dari pengakuan Yoris Raja Amarullah kepada wartawan, termasuk dari iNews.id pada Rabu 29 September 2021.

Saat itu, Yoris membeberkan kondisi keluarganya, termasuk hubungan dengan sang ayah Yosef Hidayah, setelah adik dan ibunya, Amalia dan Tuti ditemukan terbunuh pada Rabu 18 Agustus 2021 lalu. 

"Keuangan (yang bersumber dari yayasan) untuk Papah (Yosef) sudah di-cut (diputus) alias tak diberi oleh Mama (almarhumah Tuti), Papa (Yosef) boros. Papah hanya dapat sedikit untuk transport," kata yoris. 

Menurutnya, Yosef sering meminta uang kepada anaknya Amelia yang menjabat sebagai bendahara yayasan. Termasuk untuk biaya transport dan kebutuhan lain-lain, yang didapat alakadarnya dari Amelia.

Bahkan ayahnya juga sering meminta uang kepada Yoris. Sementara peran Yosef di yayasan keluarga hanya sebatas mengontrol, jarang dilibatkan terlalu jauh dalam pengelolaan keuangan yayasan. 

"Dari yayasan saya mendapatkan gaji Rp12 juta per bulan. Sementara Amel dan Mama masing-masing mendapat Rp10 juta. Papah gak dapat," ujar Yoris. 

Yosef tidak diberi jabatan strategis di yayasan karena kondisi yayasan sempat bermasalah saat dikelola oleh Yosef bersama istri mudanya, Mimin, terutama dalam pengelolaan keuangan.

Kondisi keuangan yayasan kembali membaik setelah diambil alih oleh keluarga dari Tuti, bersama Yoris dan Amelia. "Kalau butuh uang ya begitu, minta ke Amel. Dari yayasan si Papah gak dapat," tutur Yoris. 

Ditanya soal sumber keuangan Yosef untuk memenuhi kebutuhan dengan istri mudanya Mimin, Yoris mengaku tidak tahu. Dia hanya tahu, sang ayah tidak mendapatkan honor dari yayasan keluarga. Bahkan, soal tudingan ayahnya Yosef yang memiliki banyak uang lantaran memiliki hobi main golf, menurut Yoris itu tidak betul. 

Mobil Alphard untuk keluarga juga bukan hadiah dari sang ayah. Yoris menceritakan, mulai aktif ikut mengurusi yayasan keluarga sejak 2013. Namun tidak langsung duduk sebagai ketua yayasan. Saat itu jabatan ketua masih dipegang oleh ayahnya Yosef. 

Sampai pada 2016/2017, jabatan ketua yayasan dipercayakan kepada Yoris. "Saya baru masuk 2013, dari tata usaha, administrasi, sambil belajar lah gitu. 2018 itu almarhumah Amel dan Mamah (Tuti) mulai ikut mengurus. Kemajuannnya signifikan, terutama pencatatan keuangan. Guru-guru juga yang sebelumnya gajian tiga bulan sekali, jadi satu bulan sekali,” tutur Yoris.

Diketahui, almarhumah Tuti Suharti dan Amalia Mustika Ratu dibunuh pada Selasa 17 Agustus 2021 tengah malam dan Rabu 18 Agustus 2021. Jasad kedua korban ditemukan sangat mengenaskan di bagasi mobil Alphard warna hitam.

Lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Tuti Suharti dan Amalia. Kelima tersangka antara lain M Ramdanu alias Danu (23) (keponakan Tuti), Yosef Hidayah (suami Tuti dan ayah kandung Amelia), Mimin (istri kedua Yosef), Arighi Reksa Pratama (anak pertama Mimin), dan Abi (anak kedua Mimin).


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network