Polisi mengevakuasi jenazah dari lubang di rumah tersangka Wowon dan Solihin. Jenazah itu dibawa ke Puslabfor Polri. (FOTO: iNews/M ANDI ICHSYAN)

CIANJUR, iNews.id - Iis Suryati (IS), istri keempat tersangka Wowon, tidak pernah mencurigai suaminya yang diduga melakukan pembunuhan berantai menggunakan racun di Kota Bekasi dan Cianjur. Selama menikah, Wowon, tidak pernah menunjukkan gelagat mencurigakan.

IS juga tidak tahu suaminya Wowon mengubur korban berusia 2 tahun di samping rumahnya, Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

Selama jenazah dikubur, tidak tercium bau busuk menyengat. Bahkan pelaku Wowon yang mengaku bekerja di satu pabrik beras itu tidak pernah menunjukkan gelagat mencurigakan. 

IS, warga Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari mengatakan, selama berumah tangga dengan pelaku Wowon, tidak pernah melihat gelagat buruk. Selain itu, IS juga tidak pernah curiga lubang yang digali pelaku di samping rumah dan dalam kamar. "Wowon mengaku lubang tersebut untuk saluran pembuangan sepitang (septictank)," kata IS.

IS baru mengetahui perbuatan keji suaminya saat polisi datang ke rumah untuk membongkar lubang. Ternyata di dalam lubang itu, ada satu jenazah anak berusia dua tahun. "Pelaku (Wowon) mengaku jenazah tersebut merupakan anak dari salah satu istrinya yang lain," ujar IS.

Selama pelaku berada ada di rumah, tutur IS, tidak pernah terlihat hal-hal aneh. Namun pelaku Wowon memang sering bersama Solihin, tersangka pelaku, yang masih ada ikatan keluarga. "Setiap hari juga pulang ke rumah. Dia berangkat kerja malam, pulang subuh jam lima. Dari pagi sampai sore di rumah, nganter anaknya sekolah," tutur IS.

Selain lubang di samping rumah, tutur dia, ada dua lubang lain yang berisi dua jenazah. Berdasarkan informasi polisi, lubang tersebut digunakan untuk mengubur mantan istri dan mertua Wowon dari cimahi.

Selain empat jenazah, dari hasil pengembangan dan penggalian para korban, petugas kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti. Seperti, cangkul, linggis, dan perkakas lain. Petugas juga membawa semua jenazah yang ditemukan di lokasi kejadian ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.

Diketahui, hasil penyelidikan, kasus keracunan Ai Meumunah, Ridwan, dan Riswandi yang terjadi di Kampung Ciketing, Bantargebang, Kota Bekasi diduga kuat akibat dibunuh menggunakan racun. Polisi telah menangkap tiga pelaku pelaku pembunuhan.

Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan mengatakan, dari hasil penangkapan pelaku, Ditreskrimum Polda Metrojaya melakukan pengembangan hingga akhirnya terungkap empat korban lain yang dibunuh, dikubur di dalam rumah pelaku di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Cianjur.

"Satu jenazah balita di samping rumah pelaku Wowon. Dua jenazah di belakang rumah pelaku atas nama Solihin. Sementara, satu jenazah lain di kontrakan Wowon," kata Kapolres Cianjur.

Empat jenazah ditemukan di tiga lokasi, ujar AKBP Doni Hermawan, antaran lain, balita berusia 2 tahun. Jenazah korban ditemukan di samping rumah Wowon. 

Dua jenazah di belakang rumah Solihin. Sedangkan satu jenazah lainnya di kontrakan Wowon Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang. "Kasus ini merupakan rentetan kejadian kasus di Bantargebang, Kota Bekasi," kata AKBP Doni Hermawan.

Selain empat jenazah, dari hasil pengembangan dan penggalian para korban, petugas kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti. Seperti, cangkul, linggis, dan perkakas lain. Petugas juga membawa semua jenazah yang ditemukan di lokasi kejadian ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network