Sejarawan Purwakarta, Ahmad Said Widodo, mengaku minim data untuk menelusuri sepak terjang pemuda pejuang itu. Wajar generasi saat ini banyak yang tidak mengenal Ateng Sarton kecuali nama sebuah jalan di Kelurahan Nagri Kidul.
Berdasarkan keterangan yang didapatnya dari kerabat Ateng Sarton, yakni Ibu Fatimah. Ketika masih hidup Ibu Fatimah sempat menuturkan, akibat perlawanannya, pemerintah Kolonial Belanda sempat mencapai pada puncak kekesesalannya. Bagaimana tidak, perlawanan Ateng Sarton membuat Belanda selalu kerepotan sehingga harus menyebar mata-mata untuk mengintai dan menelusuri keberadaanya.
Pada suatu ketika, penjajah berhasil menemukan Ateng di rumahnya di sekitar daerah Kaum Purwakarta. Saat itu, dia sedang demam dan tak berdaya di rumah. Informasi itu tak disia-siakan tentara Belanda, mereka langsung menyergapnya di daerah Kaum.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait