BANDUNG, iNews.id - Agus Kosasih, terdakwa kasus korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Madrasah Rp7,5 miliar tidak mengajukan keberatan atau eksepsi atas dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) Kejati Jabar di Pengadilan Tipikor Bandung. Terdakwa menyatakan akan membongkar aliran dana Rp7,5 miliar dan keterlibatan pihak lain dalam kasus dugaan korupsi tersebut.
"Terdakwa tidak mengajukan eksepsi. Saya kuasa hukum terdakwa, akan mengungkap seluas-luasnya, terang benderang, pihak-pihak mana saja yang calon tersangka dan terlibat dalam perkara ini," kata Bambang Lesmana, kuasa hukum Agus Kosasih kepada wartawan seusai sidang dakwaan di Pengadilan Tipikor Bandung, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Senin (9/5/2022).
Bambang Lesmana menyatakan, berdasarkan surat dakwaan yang dibacakan JPU Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jabar terungkap beberapa pihak turut menerima duit panas dengan dalih cash back tersebut. Namun dalam perkara ini, hanya Agus Kosasih yang dijadikan tersangka.
"Uang ini mengalir kemana dan siapa saja yang menggunakan. Sesuai dakwaan, digunakan oleh KKMI kabupaten/kota Rp6 miliar, digunakan oleh bendahara dan sekretaris KMMI Provinsi Rp1 miliar. Agus hanya menggunakan Rp260 juta. Itu yang ada di dakwaan. Nah sisanya itu banyak. Kami ingin mengungkap seluas-luasnya, siapa saja yang terlibat ini," ujarnya.
Bambang menuturkan, tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dalam perkara ini. Setelah menganalisa dari BAP, dari pemeriksaan, banyak calon-calon tersangka. Biasanya korupsi tidak dilakukan sendiri. "Nanti dalam pembuktian kan pak Agus bercerita kemana saja uangnya, oleh siapa saja dan termasuk dari kanwil meluas melebarnya," tutur Bambang.
Selain bakal membongkar semua yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi dana BOS Mardasah itu, Bambang Lesmana juga membantah terdakwa Agus Kosasih melakukan praktik korupsi dengan mengarahkan KKMI di Kabupaten dan Kota untuk menggunakan perusahaan CV Mitra Cemerlang Abadi demi mendapatkan cash back.
Bambang mengatakan, kliennya (Agus Kosasih) justru melanjutkan tugas dari Ketua KKMI sebelumnya. "Intinya, dia tidak mengarahkan untuk menunjuk suatu perusahaan itu, karena dia melanjutkan ketua KMI, karena meninggal dan dilanjutkan oleh dia. Jadi sudah ada pengusaha itu yang ditunjuk itu dulu dari Kemenag Kanwil (Jabar), beliau hanya melanjutkan," ucap Bambang Lesmana.
Diketahui,, pejabat Kantor Kemenag Jabar Agus Kosasih didakwa melakukan korupsi dana BOS Madrasah Rp7,5 miliar. Agus Kosasih didakwa mengarahkan pengadaan soal ujian madrasah ke salah satu perusahaan demi mendapatkan cash back atau CSR.
Uang cash back yang bersumber dari dana BOS tersebut memang diberikan oleh perusahaan ke-26 KKMI se-Jabar dengan total sebesar Rp6.201.344.420. Selain cashback yang diberikan ke KKMI di daerah, Agus juga mendapatkan cash back dari perusahaan sebesar Rp260.774.000. Tak sampai di situ, bendahara KKMI Jabar juga mendapatkan cashback sebesar Rp1.217.014.000.
"Bahwa akibat perbuatan terdakwa yang telah memperkaya diri sendiri dan orang lain yaitu Martin Prawira mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp7.679.132.420 sebagaimana laporan akuntan publik," kata Arnold Siahaan, JPU dari Kejati Jabar.
Akibat perbuatannya, terdakwa Agus Kosasih dianggp bersalah sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 ayat (1) , (2) dan (3) UU nomor 31 tahun 1999 tentang Tipikor sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU RI nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI nomor 31 tahun 1999 tentang Tipikor Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan pertama.
Selain itu, Agus Kosasih juga didakwa Pasal 3 ayat (1) Jo Pasal 18 ayat (1) , (2) dan (3) UU nomor 31 tahun 1999 tentang Tipikor sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU RI nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI nomor 31 tahun 1999 tentang Tipikor Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagaimana dakwaan kedua.
Editor : Agus Warsudi
Kanwil Kemenag Jabar jabatan kemenag jabatan di kemenag kemenag kanwil kemenag kasus korupsi dana bos korupsi dana bos
Artikel Terkait