Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau RSKIA Kota Bandung, Rabu (16/6/2021). (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, telah menyiapkan 3.000 bed tambahan untuk menangani pasien Covid-19 yang terus bertumbangan di Jabar. Dalam situasi darurat seperti saat ini, tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit (RS) rujukan harus ditingkatkan, salah satunya dengan mengonversi ruang perawatan pasien umum menjadi khusus pasien Corona.

"Sekitar 3.000 bed itu sedang kami siapkan total se-Jabar hasil perhitungan dari 30 persen (total kapasitas tempat tidur)," ujar Ridwan Kamil saat melakukan peninjauan bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Bandung, Rabu (16/6/2021). 

Selain menyiapkan tempat tidur tambahan untuk pasien Covid-19, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu kembali mengimbau wisatawan tidak datang ke Bandung Raya. Dia khawatir, lonjakan pasien COVID-19 bakal lebih tidak terkendali. 

"Saya titip, weekend ini diimbau lagi para wisatawan jangan dulu ke Bandung Raya. Kapasitas RS sudah 80 persen, kalau ada keteledoran, membuat situasi lebih tidak terkendali," ujar Kang Emil.

Menurut Ridwan Kamil, kebijakan pembatasan aktivitas pariwisata, termasuk aktivitas masyarakat lainnya seperti kebijakan work from home (WFH) di kawasan Bandung Raya akan dievaluasi dalam tujuh hari ke depan. "Nanti dievaluasi tujuh hari melalui sebuah hasil yang terukur, apakah ada pelonggaran dan sebagainya," tutur Gubernur. 

Dalam kesempatan itu, Kang Emil juga kembali menyampaikan usulannya kepada pemerintah pusat agar meniadakan libur panjang Idul Adha 2021.

"Kami dari Jabar mengusulkan meniadakan libur Idul Adha karena performa BOR itu terbaik saat salat Idul Fitri, di bawah 30 persen. Tiba-tiba berantakan banyak yang tidak menaati. Ini sebagai hikmah, kalau kita taat harusnya terkendali, kalau tidak patuh ini contohnya (kasus Covid-19 melonjak)," ucap Kang Emil. 

"Jangan menyalahkan yang lain juga. Sebelum libur mudik, wisata buka, tapi terkendali. Hanya disiplin (prokes) kuncinya. Mau seganas apa tipenya, kuncinya disiplin dan kurangi pergerakan yang tidak perlu," ujarnya. 

Sementara itu, Menko PMK, Muhadjir Effendy mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Jabar sebagai hukuman atas ketidaktaatan terhadap imbauan larangan mudik Lebaran 2021 hingga pesta pernikahan.

Menurut dia, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo pun menyebut bahwa Jabar menjadi salah satu wilayah yang harus diperhatikan dalam penanganan Covid-19, khususnya klaster keluarga. 

"Jabar termasuk yang tinggi (kasus COVID-19). Diminta ada perhatian khusus oleh Bapak Presiden. Ini sebagian (kasus) dari arus balik pascamudik. Kita tahu banyak sekali pemudik yang bandel, nekat, yang kemudian kembali ke wilayah tempat tinggal awal dan membawa oleh-oleh Covid-19 dan menciptakan klaster keluarga," kata Muhajir. 

"Termasuk manten (acara pernikahan) karena setelah Lebaran. Mungkin waktu mudik dapat jodoh, kemudian manten, jadilah klaster-klaster akibat dari pesta penganten," ujarnya. 

Menko PMK juga menyoroti klaster ziarah di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurutnya, lonjakan kasus COVID-19 di dua provinsi tersebut banyak yang berasal dari klaster ziarah. 

"Seperti yang diumumkan Kemenkes, yaitu (varian Covid-19 baru) Delta yang berasal dari India, sudah masuk ke wilayah Indonesia. Karena itu, mohon betul-betul dapat perhatian, mematuhi prokes, menambah daya tahan tubuh. Jangan sekali-kali mengabaikan protokol kesehatan," tutur Menko PMK. 

"Taruhan kita saat ini mau disiplin atau tidak. Kalau tidak disiplin, hukumannya sangat menyakitkan yaitu berkembang biak Covid tidak terkendali," lanjut Muhadjir menegaskan. 

Disinggung mengenai usulan Ridwan Kamil terkait peniadaan libur Idul Adha, Muhadjir menyatakan, rencana penetapan libur Idul Adha masih dalam tahap pembahasan.

"Sudah ada rapat kemarin untuk membahas hari libur, baik itu cuti bersama maupun perorangan sampai bulan Desember, tapi hasilnya tunggu nanti akan diumumkan tersendiri. yang jelas sudah jadi agenda pemerintah sesuai dengan perintah Bapak Presiden," ucap Muhajir.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network