Aksi penolakan warga terhadap aktivitas penambangan galian tanah merah di Lebak berujung pemanggilan polisi. (Foto: Ist)

LEBAK, iNews.id - Tujuh warga Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak dipanggil Polda Banten, Jumat (3/1/2025). Pemanggilan ini buntut aksi unjuk rasa penolakan aktivitas penambangan galian tanah merah diduga ilegal.

Para warga ini menolak dan mengusir penambang galian tanah ilegal lantaran telah membuat akses jalan yang biasa mereka lintasi menjadi rusak parah. 

Informasi diperoleh iNews, identitas tujuh warga yang dipanggil polisi bernama Tarmidi, Muntadir, Wati, Sehabudin, Sutisna, Firman dan Irfan. Mereka warga asal Kampung Papanggo dan Banjarsari, Desa Mekarsari. 

Agenda pemanggilan ini merupakan undangan klarifikasi Polda Banten atas laporan dugaan tindak pidana penghasutan dan atau barang siapa yang di muka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 160 dan 170 KUHP. 

Muntadir seorang warga yang dipanggil Polda Banten mengatakan, pemeriksaan ini merupakan buntut dari aksi warga yang mengusir penambang tanah merah ilegal karena diduga merusak jalan dan infrastruktur desa.

"Kerusakan jalan akibat aktivitas truk pengangkut tanah yang memicu warga bereaksi. Kami melakukan aksi protes dan mengusir para penambang ilegal demi melindungi desa kami," ujar Muntadir, Jumat (3/1/2025).

Pemanggilan ini menurut Muntadir, memicu keresahan di kalangan masyarakat Desa Mekarsari. Warga khawatir tindakan penegakan hukum ini justru berpihak pada para pelaku penambangan ilegal yang telah merusak lingkungan dan infrastruktur desa.

“Kami tidak pernah setuju dengan kekerasan, tetapi aksi warga bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Jalan desa kami hancur karena aktivitas truk pengangkut tanah merah, sementara penambangan itu jelas-jelas ilegal,” katanya.

Muntadir mengungkapkan, pemeriksaan terhadap warga seharusnya dilakukan dengan memperhatikan konteks permasalahan yang ada. Dia meminta aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap para penambang ilegal yang menjadi akar permasalahan.

Hal serupa diungkapkan Erik, tokoh pemuda Kampung Papanggo. Apa yang dilakukan warga merupakan bagian dari aspirasi dan tidak berkaitan dengan tindakan anarkis.

"Kami memberikan dukungan terhadap warga yang dipanggil karena mereka berjuang untuk kebeneran. Karena aksi warga kemarin itu merupakan aspirasi dan keresahan yang terjadi sudah lama," ucapnya.


Editor : Donald Karouw

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network