Sepulang dari RSJ, A sempat tinggal bersama keluarga kembali di rumah seperti biasanya. Akan tetapi, karena berbagai hal pengobatannya menjadi sulit dan penyakit gangguan kejiwaannya kambuh kembali.
"Dalam perawatan oleh keluarga, pasien ODGJ harus berobat jalan ke puskesmas karena obat tersedia di sana. Namun karena jarak jalan dari rumah ke puskesmas cukup jauh, yakni sekitar 12 km, dan terjalnya medan, keluarga kesulitan untuk membawanya berobat," kata dia.
Keadaan ini membuat pemulihan kondisi A tersendat. Hingga ia pun harus dibawa berulang kali ke RSJ karena tak sembuh-sembuh.
"Sempat waktu tinggal di rumah itu, dia ngamuk-ngamuk kembali, membuat warga resah hingga pernah mengajak ibunya bersetubuh. Makanya keluarganya terpaksa memasungnya," katanya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait