Dengan adanya upaya-upaya mitigasi tersebut, Dani meminta warga, khususnya warga di kawasan DAS Citarum tidak panik saat menghadapi bencana. Simulasi penanganan bencana harus dilakukan sehingga warga terlatih dalam menghadapinya. "Sebenarnya kalau panik pada saat bencana itu normal. Namun bagaimana caranya supaya tidak panik? Maka harus terlatih," tuturnya.
Menurut Dani, berdasarkan hasil survei saat peristiwa bencana gempa besar di Jepang, 35 persen faktor keselamatan ternyata ada pada diri sendiri. Karenanya, warga harus memiliki pengetahuan dan berlatih menghadapi bencana.
"Tapi hal itu tidak cukup karena biasanya ada faktor lain, 32 persen itu faktor keluarga. Jika di rumah ada lansia, balita atau difabel itu harus ditolong dengan latihan. Lalu 27 persennya adalah komunitas karena itu yang paling dekat membantu. Maka perlu ada sosialisasi dan edukasi di tingkat RT, RW, sampai desa," ujar Dani.
Dani menambahkan, sosialisasi kebencanaan rutin dilakukan oleh BPBD Jabar. Namun, selama pandemi melanda, sosialisasi lebih banyak dilakukan lewat webinar atau virtual.
Editor : Agus Warsudi
citarum citarum harum citarum meluap das citarum pencemaran sungai citarum sungai citarum sungai citarum meluap bpbd jabar bencana bencana alam
Artikel Terkait