"Saat pandemi, keluarga tetap harus makan, sementara penghasilan sangat minim. Kami pun berpikir bagaimana eceng gondok yang teronggok tak berguna ini bisa dimanfaatkan. Karena kami yakin, Allah menciptakan tumbuhan di muka bumi ini, pasti ada manfaatnya," kata pegiat JRK lainnya Adang Miftahudin.
Dengan tekad kuat dan dukungan warga, mereka pun berusaha mencari tahu bagaimana memanfaatkan eceng gondok. Beberapa warga berusaha belajar dan mencari literatur di internet. Hingga ditemukan bahwa eceng gondok bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai kerajinan.
Proses belajar, menggerakkan warga, hingga meyakinkan masyarakat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Namun dengan tekad dan kemauan keras, warga membuktikannya dengan kerja nyata pada 2020 lalu. Mereka mulai memanen eceng gondok, menjemur, menganyam menjadi kerajinan, hingga mengecatnya agar tampak cantik dan menarik.
Selama pandemi, hasil kerajinan eceng gondok sangat membantu ekonomi warga. Mereka mendapatkan penghasilan tambahan di tengah sulitnya ekonomi dikala itu. Kini, pandemi telah berlalu, JRK berkomitmen terus mempertahankan kegiatan ini menjadi UMKM yang memberi dampak ekonomi lebih besar bagi masyarakat.
"Kami menganggap, eceng gondok adalah golden brown. Selain warnanya yang memang cokelat keemasan, juga karena nilai ekonomi yang kami rasakan manfaatnya. Eceng gondok ini seolah harta karun yang tersimpan," jelas Adang yang juga Ketua RW 20.
Editor : Agus Warsudi
bunga eceng gondok eceng gondok bantuan umkm Bantu UMKM Kelompok UMKM Waduk Saguling bandung barat kabupaten bandung barat pt pertamina pt pertamina (persero)
Artikel Terkait