"Volume ekspor dari 12 perusahaan tersebut sebanyak 40 kontainer, 10 truk boks dengan berat 669 kilogram. Jadi, dari sisi nilai dan volume cukup besar. Ini membuktikan bahwa para pelaku ekspor di Jabar masih bisa strugle di tengah pandemi Covid-19," tutur Kadisindag Jabar.
Arifin menilai, ekspor yang dilakukan oleh UKM menunjukan bahwa kegigihan pelaku usaha kecil di tengah pandemi begitu tinggi. Dari 40 kontainer yang dikirim ke luar negeri, kata Arifin, pelaku UKM mengirim lebih dari 10 kontainer.
"UKM ini produk furnitur yang diminati pasar di Eropa, Amerika, dan Australia. Semoga bisa memicu para pelaku usaha lain,” kata Arifin.
Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, potensi ekspor di Jabar menjadi yang terbesar.
Karena itu, kata Oke, BPPP akan terus mengoptimalkan potensi tersebut, sehingga dapat mengerek pedapatan negara melalui devisa serta memangkas defisit transaksi berjalan.
"Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mulai kembali bergerak sejak penurunan semester satu. Walaupun sekarang masih negatif, tapi trennya sudah menuju positif," kata Oke.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait