BANDUNG, iNews.id – Warga Kabupaten Bandung mengeluhkan kemacetan parah setiap pagi dan sore di Jalan Raya Bojongsoang. Kepadatan lalu lintas terjadi di sejumlah titik utama seperti pertigaan Cikoneng, pertigaan Podomoro menuju Telkom University, serta jalan Ciganitri menuju SD Cipagalo.
Jalur vital penghubung kota dan Kabupaten Bandung itu seolah hampir tidak ada solusi dari pemerintah daerah untuk mengatasi kemacetan tersebut.
Wisnu Nugraha (21), mahasiswa Telkom University menyebut jalur Bojongsoang sudah mendapat julukan WIBO alias Waktu Indonesia Bagian Bojongsoang. Sebutan itu didapat dari rekan-rekannya karena lamanya waktu tempuh di jalur tersebut akibat kemacetan. Apalagi jika terjadi banjir di Dayeuhkolot otomatis jalur tersebut lumpuh total.
"Jadi karena macetnya selalu lama dan hampir setiap hari jadi punya julukan sendiri WIBO, jadi punya waktu sendiri terutama macetnya. Apalagi kalau banjir di Dayeuhkolot, macetnya bisa sampai Buah Batu bahkan sampe Baleendah,” katanya, Jumat (20/6/2025).
Meski beberapa petugas seperti polisi, Dinas Perhubungan (Dishub), dan satpam Telkom University kerap terlihat di lapangan, keberadaan mereka belum mampu mengurai kemacetan secara signifikan. “Paling tidak, arusnya jadi lebih tertib meskipun tetap macet,” kata Wisnu.
Yuli Susanti (37), warga Cikoneng yang menyekolahkan anaknya di SD Cipagalo, mengaku memilih berjalan kaki saat menjemput anak demi menghindari kemacetan. “Kalau bawa motor malah makin lama. Biasanya saya lewat gang sempit supaya bisa sampai lebih cepat,” ungkapnya.
Dia berharap pemerintah segera turun tangan dengan solusi jangka panjang. “Macetnya sudah dari anak pertama saya sekolah sampai sekarang anak kedua, belum berubah. Capek juga lama-lama,” kata Yuli.
Kemacetan di Jalan Raya Bojongsoang umumnya mulai terurai sekitar pukul 09.00 WIB, namun kembali padat mulai pukul 17.00 WIB hingga malam hari.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait