Ilustrasi pemilih hendak memasukkan kertas suara di kotak suara saat Pemilu 2019 lalu. (Dok Antara)

Toto mengatakan, seperti rumus yang berlaku pada tsunami politik, yakni seberapa besar mayoritas publik tahu dan seberapa mayoritas publik percaya, money politics pun tak akan banyak memberi efek signifikan jika tidak dilakukan secara masif.

"Bahkan, alih-alih ingin mendongkrak suara, yang terjadi malah didiskualifikasi. Dengan kata lain, sebaiknya semua kandidat berpikir ulang untuk melakukan praktik money politics. Sebab, selain akan merusak tatanan demokrasi, juga berpotensi pidana serta paslonnya bisa terkena diskualifikasi," katanya.

Lebih lanjut Toto mengemukakan, berdasarkan temuan data terbaru LSI Network Denny JA, beberapa faktor penting yang membuat elektabilitas Dadang-Syahrul konsisten di posisi teratas dikarenakan paslon yang mengusung jargon Bedas itu memiliki dukungan yang relatif merata.

"Dukungan terhadap Dadang-Syahrul relatif merata di semua segmen demografis baik gender, suku, agama, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, usia, profesi, pemilih partai, pemilih ormas dan bahkan dukungan setiap zona dapil," ujarnya.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network