Ilustrasi pemilih hendak memasukkan kertas suara di kotak suara saat Pemilu 2019 lalu. (Dok Antara)

"Tidak ada pergerakan elektabilitas yang dinamis karena semua kandidat dalam posisi dukungan yang relatif stabil," ujarnya. 

Berdasarkan pengalaman pihaknya yang telah melakukan ratusan kali survei, posisi elektabilitas dengan selisih di atas 15 persen dalam H-7 jelang pencoblosan biasanya tidak pernah mengubah posisi urutan pemenang. 

Adapun dinamika yang mungkin terjadi, kata Toto, yakni selisih perolehan suara yang lebih mendekati urutan di atasnya. Misalnya, Nia-Usman yang naik dengan elektabilitas di atas 30 persen. Meski begitu, kenaikan tersebut tak akan mampu menyalip karena elektabilitas paslon di urutan teratasnya terlampau besar.

"Hanya tsunami politik dan money politic yang biasanya mengubah drastis posisi elektabilitas seperti itu, tapi tidak mudah bagi dua kompetitor Dadang-Syahrul untuk membuat isu besar seperti itu," tutur Toto.


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network